Kasus Langka! Janin Kembaran Terperangkap di Kepala Anak Usia 1 Tahun


loading…

Seorang anak berusia 1 tahun ditemukan memiliki janin kembarannya yang terperangkap di dalam kepalanya. Kasus langka ini dikenal sebagai fetus in fetu. Foto/The Sun

JAKARTA – Seorang anak berusia 1 tahun ditemukan memiliki janin kembarannya yang terperangkap di dalam kepalanya. Kasus langka ini dikenal sebagai fetus in fetu dan mengundang perhatian luas dari kalangan medis serta publik.

Menurut jurnal American Journal of Case Reports, Sabtu (13/7/2024), awalnya kepala anak usia 1 tahun itu tumbuh membesar berjalannya waktu. Kondisi ini juga membuat anak tersebut tidak bisa duduk atau berdiri.

Selain itu, anak asal China ini dilaporkan mengalami keterlambatan dalam hal motorik dan perkembangan bicara. Ia hanya bisa mengucapkan satu kata yakni ibu.

Anak itu kemudian dirawat di rumah sakit. Beberapa pemeriksaan medis dilakukan untuk mencari tahu penyebab dari gejala tidak biasa tersebut.

Kasus Langka! Janin Kembaran Terperangkap di Kepala Anak Usia 1 Tahun

Foto/The Sun

Hasil pemindaian menunjukkan bahwa kondisi anak perempuan ini disebabkan oleh janin yang terperangkap di dalam kepalanya sendiri. Janin yang terperangkap di kepala anak 1 tahun asal China itu sudah memiliki tulang belakang, organ, dan jari.

Kasus ini menggemparkan dunia medis. Karena tumbuh di tempat yang tidak semestinya, tim dokter memutuskan untuk mengambil janin tersebut.

Operasi besar pun dilakukan. Sementara The Sun melaporkan bahwa ahli bedah saraf berhasil mengeluarkan janin dari kepala anak itu.

Namun, anak 1 tahun itu dilaporkan meninggal dunia setelah operasi. Ia mengembuskan napas terakhirnya setelah 12 hari pasca operasi karena kerusakan otak yang parah.

Sementara itu, fetus in fetu terjadi sekitar 1 dari 500.000 kelahiran. Ini merupakan kondisi kelainan perkembangan langka di mana janin yang cacat ditemukan di dalam tubuh kembarannya sendiri.

Penulis penelitian dan ahli anestesi dari Rumah Sakit International University Peking di Beijing, China Xuewei Qin dan Xuanling Chen menyatakan bahwa hampir 100 persen fetus in fetu akan berakibat fatal jika terjadi di kepala.

(dra)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *