Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Jordi Onsu Bagikan Pengalaman Pribadi tentang Toleransi dalam Konten Terbarunya



loading…

Dalam konten terbarunya yang melanjutkan konten sebelumnya, Jordi Onsu berbagi pandangan mendalam mengenai toleransi antar agama. Foto/MNC Media

JAKARTA – Dalam konten terbarunya yang melanjutkan konten sebelumnya, Jordi Onsu berbagi pandangan mendalam mengenai toleransi antar agama. Jordi mengajak penonton untuk merenungkan arti penting menghormati keyakinan masing-masing individu tanpa mencari pengakuan dari sesama manusia.

Dalam kontennya ini Jordi ada mengutip ayat Al-Quran, Lakum dinukum waliyadin yang artinya itu (untukmu agamamu dan untukku agamaku) yang menurutnya menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki hak atas kepercayaannya sendiri. Menurut Jordi ini yang terpenting adalah pahala di mata Tuhan bukan sekadar validasi dari orang lain.

Jordi juga mengisahkan pengalaman pribadinya terkait kebiasaan tidak mengonsumsi daging babi. Menurutnya, keputusan itu bukanlah bagian dari aturan agama tertentu namun melainkan kebiasaan yang terbentuk sejak kecil oleh pengaruh ibunya.

Ketika bepergian, Jordi ini selalu memastikan makanan yang dikonsumsi bebas dari bahan tersebut menjadikannya suatu kebiasaan yang menggambarkan rasa hormatnya terhadap nilai yang dianutnya.

Dalam pernyataannya, Jordi menekankan bahwa batas toleransi agama adalah saling menghormati tanpa menghakimi. Bagi Jordi mengingatkan sesama dalam kebaikan adalah hal wajar namun tidak seharusnya bersifat menggurui.

Sebagai contoh, Jordi selalu berupaya memastikan makanan yang disajikan sesuai dengan pantangan atau larangan teman-temannya, seperti menghindari daging sapi bagi mereka yang tidak bisa mengonsumsinya.

Di akhir kontennya, Jordi berbagi prinsip mengenai rezeki dan amal. Jordi meyakini bahwa rezeki yang diperoleh seseorang juga mengandung bagian bagi orang lain. Dalam semangat itu, Jordi secara rutin berdonasi tanpa membedakan latar belakang agama penerima. Menurut Jordi membantu sesama adalah panggilan kemanusiaan yang bukan sekadar soal agama.

Konten inspiratif ini mengajak audiensnya untuk memaknai toleransi sebagai fondasi kuat dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Bagi kalian yang ingin melihat konten tentang pemahaman-pemahaman lainnya, jangan lupa kunjungi aku YouTube@jordionsu7204.

(dra)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *