Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Istri-istri Pak Tarno Tidak Ada yang Akur, Gegara Nikah Tanpa Izin



loading…

Istri-istri Pak Tarno, Sariyah dan Dewi ternyata tidak pernah akur. Foto/ Instagram

JAKARTA – Istri-istri Pak Tarno , yakni Sariyah dan Dewi ternyata tidak pernah akur, bahkan hingga kini masih renggang. Semua ini bermula saat Pak Tarno memilih menikah lagi tanpa izin Sariyah selaku istri pertamanya.

Dewi menceritakan bagaimana dirinya dilabrak Sariyah usai dinikahi Pak Tarno hingga dia memilih tinggal di kawasan Jakarta Utara dengan sang pesulap.

Dewi mengaku dirinya dinikahi secara sirih oleh Pak Tarno sebagai awal dari rumah tangganya sekitar empat bulan lalu. Namun, Pak Tarno akan meresmikan pernikahan itu secara negara, jika keduanya sudah tinggal bersama.

“Kata Pak Tarno sudah kita nikah sirih dulu baru nikah negara. Bilang begitu ke kakak kandung saya. Oke kakak saya pun nerima. Terus, setelah itu saya berhenti pas hari raya, saya berhenti kerja di situ saya ikut Pak Tarno ke sini, pindah ke Jakarta Utara,” kata Dewi di kawasan Warakas, Jakarta Utara, belum lama ini.

Alih-alih pengantin baru, Dewi justru terkejut saat disatroni Sariyah yang tinggal tak jauh dari kontrakannya. Sepengtahuan Dewi, Pak Tarno pernah menikah dengan seorang pramugari yang kemudian meninggalkannya begitu saja.

“Kemudian saya datang dilabrak sama istrinya, Sariyah. dia ngelabrak saya, saya kaget karena pertama kalinya Pak Tarno nembak saya itu, dia bilangnya punya istri pramugari dan penerbangan terus, dia ga ada yang ngurusin, makanya dia butuh orang seorang pendamping,” ucap Dewi.

“Saya nggak tahu kalau ada ibu Sariyah dan istri-istri lainnya dan saya yang ke-10,” ucap Dewi.

Diakuinya, hal itu sempat menimbulkan rasa kecewa kepada pesulap 74 tahun tersebut.Namun, Dewi lebih memilih mempertahankan rumah tangganya itu dan mengurus sang suami yang mulai sakit-sakitan.

“Ya saya setia sama Pak Tarno itu karena pengorbanan dia untuk dapetin saya tiap hari datang jauh-jauh dari Jakarta Utara ke Bekasi. Terus tiba-tiba sakit kan, selama jadi suami kan masih sehat, ya dia sangat bertanggung jawab banget sama saya, sekarang dia sakit, ya saya harus urus dia,” ujar dia.

(tdy)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *