Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Inovasi Terkini! Singapore General Hospital Tawarkan Solusi Aman Atasi Batu Ginjal



loading…

Batu ginjal kini menjadi masalah kesehatan yang makin sering dijumpai di Asia Tenggara, termasuk Singapura. Foto/CDC

JAKARTA – Batu ginjal kini menjadi masalah kesehatan yang makin sering dijumpai di Asia Tenggara, termasuk Singapura. Gaya hidup sedentari atau kurang aktif, pola makan yang berubah, serta iklim tropis mendorong peningkatan kasus ini.

Dalam satu dekade terakhir, data dari rumah sakit di Singapura mencatat lonjakan bertahap dalam jumlah pasien batu ginjal. Peningkatan kasus ini mencerminkan tren serupa secara global yang dipengaruhi oleh faktor gaya hidup serta lingkungan.

Consultant Department of Urology di Singapore General Hospital, Dr Lu Yadong, menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami batu ginjal. Di antaranya dehidrasi atau kurangnya asupan cairan, konsumsi makanan tinggi oksalat serta protein hewani dalam jumlah besar. Kelebihan berat badan (obesitas) dan riwayat batu ginjal dalam keluarga serta kondisi medis tertentu juga dapat memicu pembentukan batu ginjal.

Khusus di daerah tropis seperti Asia Tenggara, suhu panas menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat, sehingga risiko dehidrasi dan pembentukan batu ginjal menjadi lebih tinggi jika tidak diimbangi dengan minum air yang cukup setiap hari.

Penyebab batu ginjal dapat bervariasi tergantung pada usia pasien. Pada usia muda, batu ginjal umumnya berkaitan dengan pola makan yang tidak seimbang atau berlebih atau dipengaruhi faktor genetik. Gaya hidup yang kurang aktif juga bisa memperburuk risiko.

Sementara, pada pasien dewasa dan lanjut usia, penyebabnya sering kali lebih kompleks. “Perubahan metabolisme akibat penuaan, adanya penyakit kronis seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, serta penggunaan obat-obatan tertentu dapat memicu terbentuknya batu ginjal,” jelas Dr. Lu Yadong yang memperoleh gelar M.D. dari Peking University.

Faktor usia juga memengaruhi jenis batu yang terbentuk dan risiko kekambuhan. Memahami perbedaan penyebab berdasarkan usia ini penting untuk menentukan strategi pencegahan dan pengobatan yang tepat dan efektif.

Metode Diagnosis Batu Ginjal di Singapore General Hospital (SGH)

Dr. Lu Yadong menjelaskan, untuk mendeteksi batu ginjal secara akurat, Singapore General Hospital (SGH) mengandalkan CT scan non-kontras sebagai standar utama pemeriksaan. Teknologi ini sangat efektif dalam memetakan lokasi dan ukuran batu ginjal.

Sebagai langkah awal skrining, ultrasonografi (USG) digunakan—khususnya pada pasien yang memerlukan pendekatan lebih aman seperti wanita hamil dan anak-anak. “SGH juga memanfaatkan sinar-X digital dan perangkat lunak pencitraan modern dan canggih guna memberikan gambaran visual yang lebih detail terkait ukuran dan posisi batu ginjal sehingga membantu dokter menentukan langkah penanganan yang paling sesuai,” jelas Dr. Lu Yadong yang juga aktif sebagai peneliti dan pendidik akademik.

SGH juga memiliki teknologi terbaru dalam pemetaan atau imaging batu ginjal guna memastikan deteksi batu ginjal dilakukan dengan akurat sebelum tindakan medis dilakukan. CT scan non-kontras menjadi alat pencitraan utama karena mampu menghasilkan gambar beresolusi tinggi dan membantu menentukan posisi batu dengan akurat.

Selain itu, lanjut Dr. Lu Yadong, dalam kondisi tertentu, ultrasonografi (USG) dan sinar-X (X-rays) digunakan sebagai alat tambahan untuk memperkaya evaluasi klinis. Untuk kasus-kasus tertentu, SGH juga mengandalkan CT scan dual-energy (energi ganda) yang memungkinkan dokter mengidentifikasi komposisi batu ginjal. “Teknologi-teknologi ini memungkinkan perencanaan pengobatan yang lebih tepat sasaran dan meningkatkan keberhasilan prosedur pembedahan,” paparnya.

Metode Minimally Invasive untuk Mengatasi Batu Ginjal di SGH

Dr. Lu Yadong juga mengungkapkan, SGH menyediakan berbagai teknik pengobatan batu ginjal minimal invasif, dirancang untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi waktu rawat inap pasien. Beberapa metode utama yang digunakan antara lain Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), Ureteroskopi (fleksibel dan semi-kaku) serta Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) atau Endoscopic Combined Intrarenal Surgery (ECIRS).



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *