Ini Tantangan Utama dalam Pengembangan Wisata di Gorontalo



loading…

Pariwisata Gorontalo mungkin tidak sepopuler daerah wisata lain di Indonesia Timur. Namun, pariwisata di provinsi ini sebetulnya sangat besar dan layak. Foto/Dimas Andhika Fikri

GORONTALO – Pariwisata Gorontalo mungkin tidak sepopuler daerah wisata lain di Indonesia Timur. Namun, bila berbicara soal potensinya, pariwisata di provinsi ini sebetulnya sangat besar dan layak untuk didorong pengembangannya.

Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, sampai pada 2024, Gorontalo memiliki setidaknya 71 wisata bahari, 28 wisata alam, 16 wisata buatan, 10 wisata budaya atau religi, 15 wisata sejarah, dan 20 destinasi wisata minat khusus.

Dari sisi akomodasi, Gorontalo memiliki 59 hotel, 24 penginapan, 27 homestay, 229 rumah makan, serta 61 restoran dan 47 cafe.

Tidak hanya itu, Gorontalo juga cukup rutin menyelenggarakan event-event pariwisata untuk mempromosikan potensi yang mereka milik. Terdapat 30 event yang tersebar di kabupaten/kota, dan tiga di antaranya bahkan masuk dalam kalender Kharisma Event Nusantara besutan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sayangnya, menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Aryanto Husain, pengembangan potensi wisata di Gorontalo dihadapkan oleh sejumlah tantangan. Persoalan pertama menyangkut anggaran pemerintah yang dinilai tidak ideal untuk mendorong pengembangan destinasi wisata.

“Karena keterbatasan anggaran pemerintah, kami sulit sekali merubah wajah destinasi wisata di sini. Solusinya kita terus mendorong masuknya investasi di sektor pariwisata,” kata Aryanto saat ditemui di Kantor Gubernur Provinsi Gorontalo, baru-baru ini.

“Ini sedang coba kita bangun bagaimana memberdayakan sektor bisnis di pariwisata ini dengan menggandeng dinas penanaman modal untuk pelatihan membuat proposal bisnis. Prinsipnya kita harus mengarahkan kepada investasi,” sambungnya.

Tantangan selanjutnya terkait kolaborasi lintas sektor. Menurut Aryanto, sektor pariwisata harus mendapat dukungan dari kementerian dan lembaga terkait. Seperti pembangunan infrastruktur tentunya membutuhkan sinergi dengan Kementerian atau Dinas Perhubungan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *