Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Diaspora di Swiss ini Menceritakan Keramahan Orang Indonesia Kunci Sukses



loading…

Salah satu diaspora Indonesia yang menetap di Swiss, Jay Miguelly Rezkika bercerita keramahtamahan merupakan salah satu identitas orang Indonesia.. Foto/Dok. SindoNews

JAKARTA – Salah satu diaspora Indonesia yang menetap di Swiss, Jay Miguelly Rezkika berbagi cerita suka duka selama tinggal di negeri yang terkenal dengan keindahan pegunungan Alpen. Jay sendiri baru saja menjadi salah satu narasumber salah satu buku yang diproduksi secara lokal di Swiss .

Karyawati ini dipilih karena dianggap memiliki karakter kuat dalam hal keramahtamahan. Karakter ini telah membuat pemilik restoran tempat Jay bekerja mengangkat dirinya sebagai salah satu kunci kesuksesan bisnis restoran tersebut. Baca juga: Ramai WNI Cari Kerja ke Luar Negeri, Istana: Kita Punya Budaya Merantau

Dilansir dari buku yang dimaksud, Jay menjelaskan, keramahtamahan merupakan salah satu identitas dirinya sebagai orang Indonesia. Jay menuturkan, orang Indonesia bukan hanya terkenal ramah. Mereka juga selalu terpanggil untuk memberikan pelayanan terbaik dan menolong sesama. Hal inilah yang membuat dirinya mudah untuk memberikan pelayanan sepenuh hati untuk para pelanggan.

Jay berbagi cerita suka duka selama tinggal jauh dari Tanah Air. Bahwa setiap orang yang mau maju harus mau untuk belajar sesuatu yang baru dan menghargai pekerjaan baik diri sendiri maupun orang lain, apapun jenis pekerjaannya. “Tidak ada pekerjaan rendah, semua sama dan saling menghargai disini,” katanya.

Jay menambahkan pada dasarnya orang Indonesia itu bisa maju dimanapun mereka berada jika mereka mau berusaha dan belajar. Jay juga bercerita tentang awal mula mendapat pekerjaan dimana dirinya masih belum fasih berbahasa Jerman. “Dulu mikirnya yang penting usaha dulu, kalau orang lain bisa, maka aku pun pasti bisa,” ujarnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *