Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dehidrasi Bisa Picu Stroke, E-Money Khusus Dukung Kesehatan Masyarakat



loading…

Kurangnya asupan cairan atau dehidrasi ternyata tak bisa dianggap sepele. Menurut Yastroki, kondisi ini dapat menjadi pemicu awal terjadinya stroke. Foto/istimewa

JAKARTA – Kurangnya asupan cairan atau dehidrasi ternyata tak bisa dianggap sepele. Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), kondisi ini dapat menjadi pemicu awal terjadinya stroke akibat terganggunya aliran darah menuju otak.

Dalam acara evaluasi akhir tahun yang digelar di Citywalk Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2024), Ketua Yastroki Mayjen (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S, MARS, MH, menekankan pentingnya menjaga hidrasi tubuh dalam keseharian. Ia menyebut bahwa banyak masyarakat belum menyadari bahwa dehidrasi bisa memicu stroke, penyakit yang dikenal sebagai silent killer.

“Banyak orang belum mengetahui dehidrasi bisa jadi pencetus stroke,” kata Dr. Tugas.

Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa setiap tahunnya terdapat penambahan sekitar 2,9 juta kasus stroke baru di Indonesia. Pada tahun 2022, biaya penanganan penyakit ini bahkan mencapai Rp 3,3 triliun, mencerminkan besarnya beban kesehatan akibat stroke.

Dalam rangka mengurangi angka kejadian dan kematian akibat stroke, Yastroki akan memperluas jangkauan kerja sama dengan berbagai pihak sepanjang tahun 2025. Fokusnya adalah memperkuat sinergi dengan lembaga pemerintahan, instansi layanan kesehatan, dan pengelola ambulans di permukiman warga, guna menciptakan respons yang lebih cepat dan efisien.

“Ini penting karena penderita tidak kenal status sosial maupun usia,” jelasnya.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), penyedia layanan kesehatan seperti Prodia, serta pengurus Yastroki lainnya.

Sebagai bagian dari program Ramah Stroke, Yastroki menggandeng Bank BRI untuk meluncurkan kartu keanggotaan elektronik berbasis e-money. Kartu ini tidak hanya menjadi identitas anggota Yastroki, tetapi juga memberikan manfaat berupa potongan harga untuk pemeriksaan kesehatan, pengobatan, hingga perawatan medis di mitra fasilitas kesehatan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *