Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Cerita Pilu Sutradara Palestina Pemenang Oscar sebelum Dibebaskan Israel, Kepalanya Ditendang bak Bola



loading…

Sutradara Palestina Pemenang Oscar Hamdan Ballal berbagi cerita pilu saat ditahan Israel. Foto/ Instagram

JAKARTA – Sutradara Palestina Pemenang Oscar Hamdan Ballal berbagi cerita pilu saat ditahan tentara Israel. Dia perlakukan dengan brutal.Kepalanya ditendang bak bola, dipukuli hingga matanya ditutup selama 20 jam.

Beberapa minggu lalu, Hamdan Ballal berdiri di atas panggung megah di Los Angeles untuk menerima Oscar atas film No Other Land, sebuah dokumenter yang menggambarkan perjuangan desanya di Tepi Barat melawan pendudukan Israel. Namun, pada Selasa lalu, wajahnya memar dan pakaiannya masih berlumuran darah. Dia berbagi cerita kepada The Associated Press, bagaimana dirinya dipukuli habis-habisan oleh seorang pemukim dan tentara Israel pada malam sebelumnya.

Pemukim itu, katanya, menendang kepalanya “seperti bola” saat menyerang desanya. Para tentara kemudian menahannya dan dua warga Palestina lainnya. Hamdan mengatakan dia ditutup matanya selama lebih dari 20 jam, duduk di lantai di bawah pendingin udara yang menyala-nyala.

Para tentara menendang, meninju atau memukulnya dengan tongkat setiap kali mereka datang untuk berjaga. Hamdan tidak berbicara bahasa Ibrani, tetapi dia mengatakan drinya mendengar mereka menyebut namanya dan kata “Oscar.”

“Saya menyadari mereka menyerang saya secara khusus,” kata Hamdan Ballal dalam sebuah wawancara di sebuah rumah sakit di Tepi Barat setelah dibebaskan pada Selasa, kemarin.

“Ketika mereka mengatakan ‘Oscar’, Anda mengerti. Ketika mereka mengatakan nama Anda, Anda mengerti,” ujar Hamdan Ballal.

Militer Israel tidak segera menanggapi klaim bahwa Hamdan dipukuli oleh tentara. Pemukim yang diidentifikasi Hamdan sebagai penyerangnya, Shem Tov Luski — yang pernah mengancam Hamdan di masa lalu — membantah bahwa dia atau tentara memukulinya dan mengatakan kepada AP bahwa dia dan warga Palestina lainnya di desa tersebut telah melemparkan batu ke mobilnya. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak tahu bahwa Hamdan adalah pemenang Oscar.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah menahan tiga warga Palestina yang diduga melemparkan batu serta seorang warga sipil Israel, yang segera dibebaskan. Hamdan membantah telah melemparkan batu. Serangan itu terjadi pada hari Senin malam di desa Susiya di Tepi Barat bagian selatan. Itu adalah bagian dari wilayah Masafer Yatta yang ditampilkan dalam No Other Land, yang menggambarkan upaya penduduk Palestina untuk menangkis serangan pemukim dan rencana militer untuk menghancurkan rumah mereka.

Menjelang matahari terbenam, saat penduduk mengakhiri puasa Ramadan mereka seharian, sekitar dua lusin pemukim Yahudi, bersama dengan polisi, memasuki desa, melemparkan batu ke rumah-rumah dan merusak properti, kata para saksi. Sekitar 30 tentara tiba segera setelah itu. Orang-orang Yahudi Israel dalam kelompok aktivis yang mendukung penduduk desa menunjukkan video diri mereka sendiri yang juga diserang, dengan para pemukim memukul mobil mereka dengan tongkat dan batu.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *