Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Budaya Hidup Sehat Dimulai dari Rumah, Keluarga Berperan Lindungi Anak dari Penyakit



loading…

Memberikan pendidikan kesehatan di desa-desa pedalaman memiliki tantangan tersendiri, mulai dari akses informasi yang terbatas dan budaya yang kurang mendukung. Foto/istimewa

JAKARTA – Memberikan pendidikan kesehatan di desa-desa pedalaman memiliki tantangan tersendiri, mulai dari akses informasi yang terbatas dan budaya yang kurang mendukung pola hidup sehat seringkali menjadi penghambat.

Namun, ada yang menarik ketika Keluarga Sigap (keluarga siaga dukung mesehatan, siap hadapi masa depan) dilakukan terus-menerus dengan melibatkan masyarakat setempat.

Pendekatan berbasis masyarakat ini lama kelamaan membuka mata dan mengubah pola hidup yang tidak sehat menjadi semakin baik. Kebiasaan mencuci tangan, imunisasi rutin dan asupan makanan bergizi menjadi pola hidup sehat.

Bagaimana tidak, imunisasi dan cara hidup sehat bagi desa-desa pedalaman menjadi hal asing. Bahkan kata ‘imunisasi’ itu sendiri menimbulkan rasa takut baik kalangan ibu-ibu maupun anak-anak.

Seperti kisah Herawati, seorang ibu di pedalaman Bogor, yang berbagi pengalamannya setelah mengikuti program SIGAP.

“Setelah mengikuti program ini, kami jadi tahu bahwa imunisasi tidak seseram yang kami kira. Beberapa orang tua khawatir tentang demam, tapi setelah kami mendapat edukasi, hal itu tidak terlalu menakutkan,” kata Herawati, Jumat (9/5/2026).

Jika seorang anak mengalami demam, lanjut dia, demamnya ringan dan biasanya akan hilang keesokan harinya. Mereka akan segera kembali ceria.

“Itulah mengapa saya dan suami merasa yakin bahwa melengkapi imunisasi anak kami akan memberikan perlindungan terbaik baginya,” sambungnya.

Seperti Herawati, banyak orang tua lainnya yang awalnya ragu untuk membawa balita mereka untuk mendapatkan imunisasi, atau hanya melakukan imunisasi dosis pertama tanpa melakukan imunisasi lanjutan.

Dengan membekali kader kesehatan setempat dengan alat dan pengetahuan yang tepat, program ini meruntuhkan ketakutan dan kesalahpahaman seputar vaksin.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *