Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ayushita dan Dennis Adhiswara Terjebak Konflik Rumah Tangga Kocak di Film Cocote Tonggo



loading…

Film Cocote Tonggo bukan sekadar film komedi; tetapi cermin kehidupan sosial yang dikemas dengan humor dan kehangatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Foto/istimewa

JAKARTA – Film Cocote Tonggo bukan sekadar film komedi; tetapi cermin kehidupan sosial yang dikemas dengan humor dan kehangatan, yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Film kolaborasi antara Tobali Film dan SKAK Studios, Cocote Tonggo yang akan tayang di bioskop mulai 15 Mei ini menjadi karya terbaru sutradara Bayu Skak dan diproduseri Sahli Himawan.

Kisah Cocote Tonggo dimulai darikehidupan suami istri Luki dan Murni—pasangan muda yang tinggal di kawasan padat penduduk di Kota Solo. Meski sehari-hari menjajakan jamu kesuburan, mereka menjadi sasaran omongan tetangga karena tak kunjung memiliki anak.

Narasi ini berkembang menjadi cermin sosial yang menyindir lembut kebiasaan kita dalam mencampuri urusan orang lain atas nama kepedulian.

Film ini mengangkat absurditas dari hal-hal yang begitu dekat dalam keseharian, namun jarang dibicarakan secara terbuka. Konflik utama bukan hadir dari dalam rumah tangga itu sendiri, melainkan dari luar: dari suara-suara lirih para tetangga yang membentuk tekanan sosial tak terlihat, namun nyata.

Salah satu sudut pandang menarik dari film ini adalah bagaimana sosok tetangga—yang tak memiliki peran utama dalam cerita—sebenarnya menjadi karakter paling menentukan dalam dinamika konflik pasangan Luki dan Murni. Dalam masyarakat Indonesia, tetangga sering menjadi semacam “pengamat pasif” yang opininya bisa lebih menentukan dari anggota keluarga sendiri.

Tetangga jadi seolah punya dua arti bagai cermin bagi setiap masyarakat Indonesia: tempat mematut diri dan berbangga atau malah menghadirkan rasa takut hingga trauma.

“Kami ingin menggambarkan bagaimana tekanan sosial itu sering kali tidak datang dari orang yang kita cintai, tapi dari mereka yang bahkan tidak punya kedekatan emosional—tetapi karena kita hidup berdampingan, opini mereka menjadi begitu berpengaruh,” kata Bayu Skak.

Dengan balutan komedi khas Jawa yang jenaka dan mengupas banyak lapisan sosial yang sarat makna, Cocote Tonggo menyelipkan kritik sosial yang relevan: bahwa rasa penasaran yang tidak pada porsinya bisa mendatangkan bencana bagi orang lain, dan stigma hingga asumsi buruk bisa lahir dari seloroh ringan di warung sebelah. Tampak sederhana di awal, tapi bikin runyam banyak orang.

Lewat karakter Murni, yang diperankan Ayushita, film ini juga menyoroti stigma yang masih kuat melekat pada perempuan yang belum hamil setelah menikah.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *