Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Alasan Harus Mengganti Sikat Gigi setelah Sembuh dari Batuk dan Flu



loading…

Banyak orang tak menyadari bahwa sikat gigi dapat menjadi sarang kuman, terutama setelah terserang batuk, pilek, flu. Bulu sikat gigi dapat menyimpan virus. Foto/Freepik

JAKARTA – Banyak orang tak menyadari bahwa sikat gigi dapat menjadi sarang kuman, terutama setelah terserang penyakit seperti batuk , pilek, atau flu. Meski tampak bersih, bulu sikat gigi dapat menyimpan virus dan bakteri penyebab infeksi, yang berisiko menularkan penyakit kembali jika tidak segera diganti setelah masa sakit berakhir.

Menurut para pakar kesehatan, membilas sikat gigi dengan air tidak cukup untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme berbahaya. Virus seperti flu , rhinovirus, hingga bakteri Streptococcus diketahui mampu bertahan hidup di permukaan lembap selama berjam-jam hingga berhari-hari.

“Sikat gigi memang alat penting dalam menjaga kebersihan mulut, tapi juga bisa menjadi media pertumbuhan mikroba, terutama di lingkungan kamar mandi yang lembap,” ujar Dr. Kunal Sood, spesialis kedokteran gigi.

Dilansir dari Times of India, Minggu (6/4/2025), dalam unggahan di media sosial, ia menegaskan bahwa meski tampak bersih, sikat gigi bisa menampung berbagai mikroorganisme. Termasuk jamur dan bakteri yang membentuk biofilm.

Dr. Sood merekomendasikan agar masyarakat mengganti sikat gigi setiap tiga hingga empat bulan sekali, dan secara khusus menggantinya segera setelah sembuh dari infeksi pernapasan.

“Bulu sikat yang sudah usang tidak efektif dalam membersihkan gigi dan malah bisa meninggalkan lebih banyak plak. Mengganti sikat gigi secara teratur dapat membantu mencegah infeksi ulang dan menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan,” jelasnya.

Mitos bahwa pasta gigi mampu membunuh semua kuman juga dibantah oleh penelitian. Meskipun mengandung bahan antibakteri, pasta gigi tidak cukup kuat untuk membersihkan seluruh mikroba yang menempel di sikat gigi. Kuman dari air liur dan sisa makanan dapat tetap bersarang pada bulu sikat.

Selain itu, cara menyimpan sikat gigi juga menjadi perhatian penting. Pakar menyarankan agar sikat gigi disimpan dalam posisi tegak dan terbuka agar bisa kering dengan sendirinya. Hindari menyimpannya dalam wadah tertutup atau bersama sikat gigi lain untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan kontaminasi silang.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *