Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Trump-Zelensky Adu Mulut, Kesepakatan Harta Karun Mineral Batal Diteken



loading…

Presiden AS Donald Trump bersama Wapres AS JD Vance beradu mulut dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Ruang Oval Gedung Putih. FOTO/tangkapan layar akun X WSJ

JAKARTA – Konferensi pers di Gedung Putih yang dijadwalkan pada Jumat (28/2) di mana Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berencana untuk menandatangani kesepakatan mineral langka dibatalkan. Pembatalan itu menyusul adu mulut antara keduanya di dalam Ruang Oval sehari sebelumnya.

Apa yang seharusnya menjadi acara bincang-bincang pers yang normal sebelum pertemuan bilateral Trump-Zelenskiy berubah menjadi pertengkaran keras di hadapan media yang kemudian ditayangkan langsung oleh televisi. Semuanya dimulai dengan selaan Wakil Presiden AS JD Vance, yang menuntut agar pemimpin Ukraina berterima kasih atas upaya Trump untuk mengeluarkan negaranya dari konflik dengan Rusia.

“Anda seharusnya berterima kasih kepada presiden karena telah berusaha mengakhiri konflik ini,” kata Vance kepada Zelenskiy, seperti dilansir dari Global Times, Sabtu (1/3/2025), yang kemudian membuat mereka bertiga – Trump dan Vance versus Zelenskiy – berulang kali saling potong pembicaraan satu sama lain.

Pernyataan Zelenskiy bahwa Amerika Serikat “di masa mendatang” akan merasakan masalah yang ditimbulkan oleh konflik Ukraina-Rusia ditepis oleh Trump, yang mengatakan dirinya “tidak dalam posisi untuk mendikte apa yang akan dirasakan AS” mengingat bahwa ia “membiarkan” dirinya “berada dalam posisi yang sangat buruk.”

“Anda tidak memiliki kartu sekarang. Bersama kami, Anda mulai memiliki kartu,” kata Trump ketika Zelenskiy, yang suaranya nyaris tak terdengar di tengah tingginya suara Trump. Terdengar Zelenskiy membalas bahwa dirinya tidak sedang bermain kartu. “Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang. Anda mempertaruhkan Perang Dunia III. Anda mempertaruhkan Perang Dunia III. Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara ini,” cetus Trump.

Setelah konfrontasi itu, Trump mengunggah pernyataan di Truth Social yang berbunyi: “Saya telah memutuskan bahwa Presiden Zelenskiy tidak siap untuk Perdamaian jika Amerika terlibat, karena ia merasa keterlibatan kami memberinya keuntungan besar dalam negosiasi. Saya tidak menginginkan keuntungan, saya menginginkan PERDAMAIAN. Ia tidak menghormati Amerika Serikat di Ruang Oval yang disayanginya. Ia dapat kembali saat ia siap untuk Perdamaian.”

Sementara itu, Zelenskiy menulis di X dan berkata: “Terima kasih Amerika, terima kasih atas dukungan Anda, terima kasih atas kunjungan ini. Terima kasih (Presiden Trump), Kongres, dan rakyat Amerika. Ukraina membutuhkan perdamaian yang adil dan abadi, dan kami bekerja untuk itu.”

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *