Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Timeline Lobi Indonesia ke Trump Sampai Akhirnya Tetap Kena Tarif Impor 32%



loading…

Berikut timeline upaya Indonesia yang intens negosiasi tarif sejak Presiden AS, Donald Trump resmi menerapkan tarif resiprokal alias timbal balik kepada lebih dari 180 negara pada 3 April, lalu. Foto/Dok

JAKARTA – Indonesia intens melakukan negosiasi tarif sejak Presiden AS (Amerika Serikat), Donald Trump resmi menerapkan tarif resiprokal alias timbal balik kepada lebih dari 180 negara pada 3 April, lalu. Dalam pidatonya, Trump mengemukakan rencana untuk mengenakan tarif impor secara menyeluruh, mulai dari 10% hingga lebih dari 40%.

Pada awalnya Inggris hanya dikenai tarif minimum 10% dan Uni Eropa (UE) mengkhawatirkan tarif yang lebih tinggi dari 20%. Untuk beberapa negara, tarif Trump jauh lebih tinggi yakni, 46% untuk Vietnam, 49% untuk Kamboja, dan Indonesia kena tarif 32% serta 26% untuk India dan 24% untuk Malaysia.

Baca Juga: Isi Surat Trump ke Presiden Prabowo usai Tetap Kenakan Tarif Impor 32%

Indonesia bergerak cepat merespons Amerika Serikat (AS) yang secara resmi menetapkan tarif resiprokal 32% terhadap Indonesia. Tarif ini berasal dari basis tarif sebesar 10% yang diterapkan AS ke semua negara, ditambah dengan tarif khusus yang saat ini berlaku.

Kebijakan tarif impor Donald Trump yang akan mulai diberlakukan pada 9 April 2025 berpotensi menghambat daya saing produk ekspor Indonesia ke pasar AS.

Berikut Timeline upaya Negosiasi Indonesia untuk Tarif Resiprokal 32%

3 April 2025 – Indonesia Siapkan Mitigasi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan, bahwa pemerintah akan segera menghitung dampak kebijakan ini terhadap berbagai sektor ekonomi. “Pengenaan tarif resiprokal AS ini akan memberikan dampak signifikan terhadap daya saing ekspor Indonesia ke AS,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Kamis (3/4/2025).

Selama ini, beberapa produk utama Indonesia yang diekspor ke AS meliputi elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, minyak kelapa sawit (palm oil), karet, furnitur, serta produk perikanan seperti udang. Dengan adanya tarif baru ini, industri-industri tersebut diperkirakan akan terkena dampak besar.

Pemerintah telah menyiapkan strategi mitigasi untuk mengurangi dampak kebijakan ini terhadap perekonomian nasional. “Pemerintah Indonesia juga akan mengambil langkah-langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif terhadap perekonomian nasional Indonesia,” kata Airlangga.

Langkah-langkah tersebut mencakup upaya menjaga stabilitas yield Surat Berharga Negara (SBN), bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah, serta menjamin ketersediaan likuiditas valuta asing agar kebutuhan dunia usaha tetap terpenuhi.

Selain itu, pemerintah Indonesia telah melakukan koordinasi lintas kementerian dan berkomunikasi dengan perwakilan Indonesia di AS serta pelaku usaha nasional. “Tim lintas kementerian dan lembaga telah berkoordinasi secara intensif untuk persiapan menghadapi tarif resiprokal AS,” ungkap Airlangga.

Pemerintah juga akan mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC guna melakukan negosiasi langsung dengan pemerintah AS. “Pemerintah Indonesia akan terus melakukan komunikasi dengan Pemerintah AS dalam berbagai tingkatan,” tambahnya.

“Pemerintah akan melakukan penyederhanaan regulasi dan penghapusan aturan yang menghambat, khususnya terkait Non-Tariff Measures (NTMs),” kata Airlangga.

6 April 2025 – Pemerintah Indonesia Pilih Jalur Diplomasi bukan Balas Tarif

emerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan, bahwa Indonesia memilih untuk menempuh jalur diplomasi dan negosiasi dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan, Indonesia tidak akan mengambil langkah retaliasi atas kebijakan tarif impor terbaru AS .

Pemerintah terus melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga, serta menjalin komunikasi dengan United States Trade Representative (USTR), U.S. Chamber of Commerce, dan negara mitra lainnya. Koordinasi ini dilakukan untuk merumuskan langkah strategis yang tepat, dengan mempertimbangkan berbagai aspek secara menyeluruh dan selaras dengan kepentingan nasional.

7 April 2025 – Siapkan Relaksasi TKDN

Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan berbagai usulan strategis sebagai respons atas kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk- produk Indonesia . Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah penyesuaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) .

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menjelaskan, bahwa pembahasan mengenai relaksasi TKDN memang telah dibicarakan dalam rapat bersama Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *