Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tidak Ada yang Akan Percaya Dolar AS Lagi!



loading…

BRICS akan mendapatkan keuntungan dari tarif karena ketidakpercayaan pada dolar AS tumbuh di antara negara-negara berkembang. FOTO/AP

JAKARTA – Dunia bersatu melawan dolar AS karena Gedung Putih menggunakan mata uang ini untuk mengacaukan perekonomian negara-negara berkembang. Sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia pada Februari 2022 mengacak-acak banyak pihak sehingga BRICS memulai agenda dedolarisasi untuk melindungi ekonomi mereka.

BRICS menjadikan dolar AS sebagai penjahat dunia dengan meyakinkan negara-negara lain bahwa mata uang ini menghambat pertumbuhan mereka.

David Roche dari Quantum Strategy menegaskan bahwa tarif Donald Trump terhadap barang-barang impor membuat keadaan menjadi lebih buruk bagi AS.

BRICS memulai agenda dedolarisasi sebagai balasan atas sanksi Gedung Putih dan sekarang akan berkumpul kembali untuk menghadapi tarif. Dia menjelaskan bahwa AS akan menjadi “pecundang besar” sementara China akan mendapatkan keuntungan terbesar dari tarif yang tidak masuk akal.

“Pecundang besar sebenarnya adalah AS karena tidak ada yang akan mempercayai perjanjian AS lagi,” ujar dia kepada Fortune, mencatat bahwa Global South akan jatuh ke dalam orbit China.

“China dapat memetik hasil dari meningkatnya ketidakpercayaan terhadap AS karena tarif,” kata Roche dilansir dari Watcher Guru, Kamis (12/3/2025).

Dia menambahkan, yen Jepang dapat menjadi mata uang terpercaya berikutnya karena kebijakan AS mengasingkan negara-negara lain. BRICS mendapatkan keuntungan terbesar dari ketidakpercayaan ini karena mencabut dolar AS dari status cadangan devisa adalah tujuan utamanya.

Selain itu, Nassim Taleb, penulis buku The Black Swan memperingatkan bahwa sanksi dan tarif merusak prospek dolar AS. “Jadi saya benar-benar takut akan hilangnya peran dolar AS secara progresif,” katanya kepada Bloomberg.

Oleh karena itu, BRICS akan mendapatkan keuntungan dari tarif karena ketidakpercayaan pada dolar AS tumbuh di antara negara-negara berkembang.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *