loading…
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, alasan di balik ambisi pemerintah membangun family office di Indonesia. Foto/Dok
Banyak uang milik orang-orang kaya yang disimpan di family office tersebut, hingga akhirnya berdampak pada pembangunan yang terjadi di kedua negara tersebut. Namun demikian, Luhut menilai saat ini kedua Negara tersebut, baik Singapura dan Hongkong saat ini tengah mengalami perubahan dan konflik di masing-masing negara.
Hongkong mengalami peningkatan tensi Geopolitik, sedang Singapura tengah mengalami perubahan regulasi investasi. “Namun akhir-akhir ini, peningkatan kondisi geopolitik di Hongkong, serta perubahan regulasi investasi di Singapura meningkatkan risiko dan ketidakpastian investor,” kata Luhut mengutip unggahan yang dibagikan melalui akun instagram pribadinya, Senin (1/7/2024).
Kedua situasi tersebut, baik Geopolitik dan perubahan regulasi, yang menurutnya bisa berdampak pada iklim investasi di kedua negara tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan family office yang diharapkan mampu menampung limpahan dana dari family office yang berada di Singapura dan Hongkong.
“Inilah yang membuat Indonesia bisa mengambil kesempatan untuk menjadi alternatif dengan membentuk Wealth Management Centre , karena kondisi pertumbuhan ekonomi kita cukup kuat, kondisi politik pun juga stabil, serta orientasi geopolitik kita yang netral,” sambungnya.
Selain itu Luhut juga memberikan catatan bahwa, menurut data dari The Wealth Report, populasi individu super kaya raya di Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 38,3% selama periode 2023-2028. Peningkatan jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat.
“Berangkat dari trend tersebut, saya melihat adanya kesempatan bagi Indonesia untuk menarik dana-dana dari family office global. Dari perhitungan terkini, ada sekitar 11,7 triliun US dollar dana kelolaan family office di dunia,” lanjutnya.
Lebih jauh, Luhut menjelaskan saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan tugas untuk membuat task force untuk melakukan kajian lebih dalam sebelum membuat family office di Indonesia.
“Tadi Presiden sudah memberikan arahan, saya diminta untuk menyiapkan task force ini dalam 1 bulan kedepan, mudah-mudahan kita sudah bisa memberikan jawaban yang banyak,” tukasnya.
Melihat peningkatan jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat. Berangkat dari trend tersebut, Luhut melihat adanya kesempatan bagi Indonesia untuk menarik dana-dana dari family office global.
Family Office sendiri merupakan salah satu upaya untuk menarik kekayaan dari negara lain untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan memiliki family office, bukan hanya meningkatkan peredaran modal di dalam negeri nantinya, tetapi juga menghadirkan potensi peningkatan PDB dan lapangan kerja dari investasi dan konsumsi lokal.
(akr)