Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tak Pandang Bulu, Trump Ancam Gebuk Uni Eropa dengan Tarif



loading…

Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif ke UE jika blok itu tak memperbaiki defisit perdagangannya dengan AS. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump benar-benar ngotot dengan kebijakan America First-nya. Sekutu dekatnya, Uni Eropa ( UE ) bahkan diancam dikenai tarif tinggi karena dinilai “tidak adil” dalam praktik perdagangan dengan Amerika.

Ancaman orang nomor satu di AS itu mengikuti penerapan bea masuk sebesar 25% atas impor dari tetangganya, Meksiko dan Kanada, dan 10% atas barang-barang China, yang berlaku mulai 1 Februari.

Uni Eropa telah bersiap menghadapi kemungkinan pembatasan perdagangan di bawah pemerintahan AS yang baru selama berbulan-bulan. Trump telah beberapa kali mengeluarkan ancaman untuk mengenakan tarif pada UE, kecuali jika persyaratan tertentu terpenuhi. Desember lalu, Trump menuntut agar Brussels mengurangi defisit perdagangannya dengan AS dengan secara signifikan meningkatkan pembelian minyak dan gas Amerika.

“Apakah saya akan mengenakan tarif pada Uni Eropa? Anda menginginkan jawaban yang jujur, atau haruskah saya memberi Anda jawaban politik? Pasti, pasti,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, seperti dilansir Russia Today, Sabtu (1/2/2025).

“Uni Eropa telah memperlakukan kami dengan sangat buruk,” imbuh Trump. Ia mengonfirmasi rencana untuk “sesuatu yang substansial” yang akan diterapkan ke UE tetapi tidak memberikan rincian spesifik mengenai barang yang menjadi target atau tarif pastinya.

Ini bukan pertama kalinya ketegangan perdagangan antara AS dan UE di bawah pemerintahan Trump. Pada tahun 2018, selama masa jabatan pertamanya, ia mengenakan tarif 25% untuk baja dan bea 10% untuk impor aluminium dari blok tersebut, serta Kanada dan Meksiko, dengan alasan masalah keamanan nasional. Sebagai tanggapan, UE menerapkan tarif pembalasan pada produk-produk Amerika seperti wiski bourbon dan sepeda motor.

Tarif baru untuk Meksiko dan Kanada dilaporkan dibenarkan oleh pemerintahan Trump sebagai langkah-langkah untuk mengatasi masalah-masalah seperti imigrasi ilegal dan masuknya fentanil ke Amerika Serikat. Meskipun ada peringatan dari para ekonom tentang potensi dampak ekonomi global, termasuk peningkatan inflasi dan gangguan rantai pasokan, Trump tetap teguh dalam pendekatannya.

Pada hari Kamis, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif 100% pada negara-negara BRICS jika mereka mencoba melemahkan “dolar AS yang perkasa” dengan menciptakan mata uang alternatif. Anggota blok ekonomi tersebut telah mempercepat upaya untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang pihak ketiga dalam perdagangan bilateral dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah sanksi Barat menyebabkan pembekuan cadangan Rusia yang disimpan dalam dolar dan euro, menyusul eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *