Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tak Ingin Digebuk AS, India Tolak Mata Uang BRICS



loading…

Berbeda dengan keinginan sejumlah anggota BRICS lainnya, India menolak pembentukan mata uang bersama aliansi tersebut. FOTO/Ilustrasi

JAKARTAIndia menegaskan sama sekali tidak mendukung dibentuknya mata uang bersama BRICS , yang sempat digadang-gadang bakal menjadi pesaing dolar Amerika Serikat (USD). Selain tak ingin dicap AS mendukung dedolarisasi, India juga beralasan tak ingin berbagi mata uang dengan rivalnya sesama pendiri BRICS, China.

Penolakan itu diungkapkan Menteri Perdagangan India Piyush Goyal yang menegaskan bahwa India tidak mendukung mata uang BRICS dalam bentuk apa pun. Ia juga menegaskan bahwa India tidak ingin berbagi mata uang yang sama dengan China. Seperti diketahui, India dan China telah berselisih selama lebih dari lima dekade terkait sengketa perbatasan dan perang dagang. Menerima sikap China dinilai akan membuat pemerintahan Modi tampak lebih lemah dan menghambat prospek elektoralnya.

“Kami telah mencatat, kami tidak mendukung mata uang BRICS apa pun. Bayangkan jika kami memiliki mata uang yang sama dengan China. Kami tidak punya rencana. Mustahil untuk memikirkan mata uang BRICS,” kata Piyush Goyal, dalam konferensi pers di meja bundar IT-BT 2025 di New Delhi, seperti dilaporkan Business Today.

Mengutip WatcherGuru, Sabtu (8/2/2025), Gubernur Bank Sentral India (RBI) Shaktikanta Das juga turut mengatakan bahwa India tidak mendukung dedolarisasi. “Tidak ada yang membicarakan atau memikirkan tentang dedolarisasi. Tidak ada langkah yang telah kami ambil untuk melakukan dedolarisasi,” kata Das kepada Bloomberg. “Dedolarisasi tentu saja bukan tujuan kami dan tidak ada dalam pembahasan. Mata uang BRICS merupakan ide yang diajukan oleh salah satu anggota dan telah dibahas tetapi belum ada keputusan yang diambil.”

Pernyataan-pernyataan ini kemungkinan besar yang membuat TrumpmengecualikanIndia dari ancaman tarif.India dinilaisepenuhnya mendukung prospek dolar AS. India juga membutuhkan dolar AS karena ekonominya bergantung pada kemajuan Amerika melalui sektor teknologi informasi dan sektor-sektor lainnya. AS telah berinvestasi besar di India karena kantor-kantor cabang dan campur tangan dengan bisnis dapat terbukti merugikan bagi pemerintah Modi.

Menteri Luar Negeri India S Jaishankar berulang kali mengatakan dalam beberapa wawancara bahwa mereka tidak mendukung inisiatif dedolarisasi. Ia menjelaskan bahwa India akan menyelesaikan perdagangan dalam mata uang lokal dengan negara-negara lain hanya jika sesuai dengan perjanjian perdagangan. Jaishankar juga memuji Trump dan mengatakan bahwa India memiliki hubungan yang baik dengan pemerintahan Gedung Putih yang baru.

“Kami selalu mengatakan bahwa India tidak pernah mendukung de-dolarisasi,” katanya dalam berbagai konferensi pers. Ia menegaskan bahwa India akan bekerja sama erat dengan AS dan akan menggunakan dolar untuk penyelesaian pembayaran. Menteri tersebut juga mengungkapkan bahwa India tidak berupaya untuk membentuk mata uang BRICS baru dan tidak akan mendukung penurunan nilai tukar dolar AS.

Namun, terlepas dari sikap India, rencana untuk meluncurkan mata uang BRICS tak sepenuhnya berhenti, karena China, Rusia, dan Iran diketahui masih terus mengejar ide tersebut. Dedolarisasi adalah tujuan pertama dan terpenting dari ketiganya karena mereka ingin mengakhiri ketergantungan pada dolar AS.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *