Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tak Ada Wilayah yang Boleh Tertinggal



loading…

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono mengakui saat ini pembangunan infrastruktur di wilayah timur Indonesia jauh lebih mahal. Foto/Dok

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono mengakui saat ini pembangunan infrastruktur di wilayah timur Indonesia jauh lebih mahal. AHY mengatakan, ongkos pembangunan yang mahal ini akhirnya menjadi hambatan dalam penyediaan infrastruktur yang merata antarwilayah, sehingga menimbulkan disparitas atau kesenjangan secara ekonomi, sosial, hingga budaya.

“Kita ingin pembangunan wilayah timur Indonesia yang sekarang relatif lebih mahal, dan jauh lebih mahal, itu bisa kita reduksi. Disparitas atau gap antarwilayah Barat dan Timur juga harus dikurangi,” kata AHY dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (27/5/2025).

Ketua Umum Partai Demokrat itu memastikan bahwa pemerintah akan tetap berkomitmen untuk penyediaan infrastruktur di wilayah timur Indonesia, meskipun diakui memiliki ongkos pembangunan yang lebih mahal ketimbang wilayah lainnya.

Baca Juga: Menko AHY Paparkan Empat Prioritas Pembangunan Infrastruktur di 2025

“Ini semangat pemerintah bahwa tidak ada wilayah yang boleh tertinggal. Di sini pemerintah dan negara hadir melalui pembangunan konektivitas yang berkelanjutan,” tambahnya.

AHY menjelaskan, salah satu strategi pembiayaan untuk mendukung pembangunan infrastruktur di wilayah timur tidak melulu mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) saja. Saat ini pemerintah berupaya mencari pembiayaan alternatif dengan menggandeng badan usaha untuk terlibat.

Menurutnya, saat ini pembiayaan infrastruktur yang melibatkan badan usaha telah disediakan melalui alternatif KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha). Di samping itu, pemerintah juga mengharapkan investasi langsung sehingga tidak lagi memerlukan dukungan pemerintah seperti dalam skema KPBU.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *