Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Swasta Kebagian Garap Proyek Negara, Bagaimana Nasib BUMN Karya?



loading…

Prabowo berencana menyerahkan pembangunan infrastruktur kepada swasta, bagaimana dampaknya buat BUMN Karya?. Foto/Dok

JAKARTA – Rencana Presiden, Prabowo Subianto memberikan karpet merah alias kesempatan bagi perusahaan swasta untuk mengerjakan sebagian proyek infrastruktur dipandang tepat. Langkah ini juga dapat mengurangi beban Badan Usaha Milik Negara atau BUMN karya .

Associate Director BUMN Research UI, Toto Pranoto menilai, pembangunan infrastruktur, terurama proyek strategi nasional (PSN), tidak harus bertumpu pada perseroan negara saja, sehingga separuh PSN dapat digarap oleh swasta.

Menurut dia, kebijakan tersebut lebih mempercepat pembangunan proyek dan mengurangi beban BUMN, yang sering menerima penugasan pemerintah, namun berujung pada tekanan arus kas alias cash flow.

Bahkan besarnya utang BUMN, lantaran membangun dan mengembangkan sejumlah proyek strategis. Instrumen utang kerap menjadi andalan perseroan ketika mengerjakan proyek, selain penyertaan modal negara (PMN).

“Ya saya pikir ini langkah bagus. Artinya beban pembangunan infrastruktur tidak seluruhnya bertumpu pada BUMN. Karena hal ini menyebabkan beban hutang yang sangat tinggi pada hampir seluruh BUMN karya,” ujar Toto kepada MNC Portal, Minggu (19/1/2025).

Ihwal portofolio BUMN karya bisa menurun imbas pengalihan proyek negara kepada swasta, Toto menilai hal ini dapat diatasi dengan kerja sama. Artinya kedua entitas bisa berkolaborasi lewat skema investasi yang menarik.

“Melihat besarnya project infrastruktur negara, maka tidak mungkin juga hanya dikerjakan satu pihak. Maka swasta bisa jadi partner BUMN dalam pekerjaan infrastruktur tersebut,” paparnya.

Lebih jauh, pemerintah perlu memberikan insentif agar swasta tertarik masuk dalam proyek yang ditawarkan. Hal ini diperlukan karena infrastruktur merupakan investasi jangka panjang. Dimana, modal yang dibutuhkan juga bersifat jangka panjang.

Selain itu, skema yang ditawarkan harus memuat fasilitas yang dibutuhkan, termasuk kemudahan. Toto menyebut, polanya yang ditempuh berupa kerja sama pemerintah dan badan ssaha (KPBU).



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *