Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Sukses di Cianjur, Model Kewirausahaan Kementan Dilirik Delegasi Internasional



loading…

Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dari Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi petani milenial. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dari Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi petani milenial melalui penguatan kompetensi teknis serta kemampuan kewirausahaan di bidang pertanian.

Sebanyak 12 peserta forum kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (South-South and Triangular Cooperation/SSTC) dari lima negara India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda melakukan kunjungan lapangan ke lokasi Business Development Services Provider (BDSP) di Cianjur, Jawa Barat.

Para peserta meninjau langsung Balai Dukungan dan Sumberdaya Pelatihan (BDSP) untuk mempelajari model pemberdayaan pemuda pedesaan dalam bidang kewirausahaan, sekaligus berdialog langsung dengan para penerima manfaat.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan pilar utama ketahanan ekonomi nasional, dan hal tersebut sangat bergantung pada peran generasi muda sebagai sumber daya manusia produktif masa depan.

“Kalau tiga instrumen lahan, milenial, dan teknologi terpenuhi, maka kita mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Amran dalam keterangannya, Minggu (27/4/2025).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan rasa bangganya atas kepercayaan SSTC yang telah memilih Program YESS sebagai lokasi kunjungan dan pembelajaran. Program ini telah berjalan selama lima tahun dan dinilai berhasil menjadi model pemberdayaan pemuda di sektor pertanian.

“Kami dari Kementerian Pertanian, khususnya BPPSDMP dan program YESS, merasa bangga dan bersyukur karena program ini dipercaya menjadi tempat belajar dan bertukar pengalaman antarnegara,” ujar Idha. Ia berharap para delegasi dapat membawa pulang praktik-praktik baik yang telah dijalankan, mulai dari akses ke pasar, pembiayaan, hingga pendekatan pemberdayaan pemuda.

Project Manager Program YESS NPMU, Miko Harjanti, menjelaskan bahwa kunjungan ke BDSP bertujuan untuk menunjukkan peran lembaga ini sebagai pusat pelatihan dan pendampingan bagi pemuda desa agar dapat mandiri secara ekonomi. “Peserta diajak ke BDSP untuk mempelajari bagaimana lembaga ini melatih dan membina pemuda pedesaan agar mampu berwirausaha sendiri,” jelas Miko.

Menurutnya, dukungan terhadap kewirausahaan pemuda desa merupakan bagian penting dari strategi regenerasi petani dan penguatan ekonomi pedesaan. Ia berharap model seperti BDSP dapat menjadi inspirasi yang bisa diterapkan di negara-negara peserta SSTC.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *