Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Sritex Krisis Bahan Baku, Nasib Pekerja Makin Terancam



loading…

Sritex mengalami krisis bahan baku lantaran pasokan hanya bertahan 3 minggu ke depan. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex mengalami krisis bahan baku lantaran pasokan hanya bertahan 3 minggu ke depan. Potensi kelangkaan bahan baku diakui oleh Direktur Utama sekaligus Presiden Komisaris Sritex Iwan Setiawan Lukminto. Menurutnya, stok bahan utama yang digunakan dalam proses produksi hanya mampu bertahan tiga minggu.

“Jadi ketersediaan bahan baku ini sekarang kekuatannya sampai 3 minggu ke depan, demikian,” ujar Iwan saat ditemui di gedung Kementerian Ketenagakerjaan, Rabu (13/11/2024).

Menurut dia krisis bahan baku mengancam nasib karyawan emiten tekstil yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah itu. Iwan mengaku, bila tidak segera ditangani, maka jumlah pekerja yang diliburkan alias tidak dipekerjakan sementara waktu semakin banyak.

Saat ini, Sritex sudah meliburkan 2.500 karyawan. Sekalipun hak atau gaji mereka tetap dipenuhi perusahaan. Tak hanya itu, minimnya bahan baku produksi yang dibarengi oleh stagnasi bisnis dapat berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK). “Jadi jangan sampai ini menjadi masalah, menambah masalah disitu,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Sritex masih bisa melaksanakan kegiatan ekspor dan impor, meskipun perusahaan dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Izin kegiatan ekspor dan impor sudah diterbitkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. Keputusan ini diambil setelah Sritex dan kurator melakukan pembahasan dengan Bea Cukai.

Hanya saja, Iwan mengaku rekening Sritex perusahaan masih diblokir pihak perbankan, akibatnya kegiatan usaha yang seharusnya dapat dilakukan terkendala. “Tentang rekening bank yang di blokir juga itu kan menambah masalah lagi,” ucap dia.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *