Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Siap-siap, Harga Minyak Dunia Diramal Ambles 20% dalam Dua Tahun



loading…

Goldman Sachs meramalkan harga minyak dunia dalam beberapa tahun mendatang, bakal mengalami tekanan yang hebat. Foto/Dok

JAKARTAGoldman Sachs meramalkan harga minyak dunia dalam beberapa tahun mendatang, bakal mengalami tekanan yang hebat. Analis komoditas dari Goldman Sachs menerangkan, harga minyak mentah Brent bisa merosot jauh ke level terendah USD60 per barel pada akhir 2026.

Salah satu sentimennya adalah ketika Presiden AS terpilih Donald Trump menerapkan kebijakan tarif tinggi, atau jika OPEC+ terus meningkatkan produksi hingga tahun depan.

Apabila kedua hal itu benar terjadi, maka harga minyak mentah dunia diprediksi bakal jatuh 20% dari harga saat ini, serta mengalami penurunan sekitar 25% dari harga rata-rata tahun ini USD80 per barel. Harga minyak dunia diketahui telah tertekan sepanjang tahun ini di tengah lonjakan pasokan dan pertumbuhan permintaan yang kecil.

Risiko harga jangka menengah “condong ke sisi bawah karena kapasitas cadangan yang tinggi dan tarif tinggi yang meluas dapat merugikan permintaan,” kata para analis dalam catatannya seperti dilansir Business Insider.

Analis memperingatkan hal ini, seiring proposal Trump untuk menerapkan tarif 10%-20% terhadap semua negara dan tarif 60% untuk barang-barang yang berasal dari China.

Perkiraan harga analis menyiratkan tarif 10% secara menyeluruh. Perusahaan lain juga telah memperingatkan risiko penurunan harga minyak karena tarif Trump.

Pekan lalu, ahli strategi Bank of America, Francisco Blanch mengatakan, tarif yang diusulkan Presiden terpilih kemungkinan akan mengekang perdagangan global dan memicu perang dagang, meredam permintaan dan harga.

“Amerika first berarti komoditas kedua,” kata Blanch dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television.

Sentuhan regulasi Trump yang lebih ringan dan sikap pro-bahan bakar fosil juga mengancam meningkatkan pasokan melalui produksi yang lebih tinggi, menimbulkan risiko penurunan lebih lanjut terhadap harga minyak mentah.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *