Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Semangat Dedolarisasi Makin Kuat, Rusia Desak BRICS Tinggalkan Sistem Keuangan Barat



loading…

Rusia secara resmi memulai langkah besar dedolarisasi untuk mendukung aliansi BRICS melepaskan diri dari ketergantungan pada sistem keuangan Barat. FOTO/TV BRICS

JAKARTA – Rusia secara resmi memulai langkah besar dedolarisasi untuk mendukung aliansi BRICS melepaskan diri dari ketergantungan pada sistem keuangan Barat. Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov, menegaskan negaranya mampu menghentikan transaksi menggunakan dolar AS kapan saja.

Siluanov menyatakan, Rusia mendorong BRICS mempercepat upaya menjadikan dedolarisasi sebagai inti kebijakan ekonomi mereka. Ia menyebut dolar AS sebagai “mata uang pihak ketiga” yang sebaiknya dihindari dalam seluruh transaksi lintas negara.

“Kami mendorong anggota BRICS untuk menggunakan mata uang nasional masing-masing dalam perdagangan, seperti rubel, yuan, rupee, dan rand,” ujarnya, seperti dilansir Russian Today, Selasa (15/7).

Baca Juga: BRICS Andalkan Transaksi Lokal Singkirkan Dolar AS, Tunda Pembentukan Mata Uang Bersama

Menurutnya, langkah ini menjadi alternatif untuk mengurangi dominasi sistem keuangan Barat. Selain itu, upaya dedolarisasi BRICS tidak akan melibatkan infrastruktur keuangan Barat atau penyelesaian pembayaran dalam mata uang negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap Rusia.

Siluanov menambahkan, Bank Pembangunan Baru BRICS juga akan terlindungi dari potensi risiko. “Kami telah membuktikan sistem kami andal dan independen dari lembaga keuangan Barat, yang sewaktu-waktu bisa menghentikan pembayaran,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, Rusia berpeluang menghentikan perdagangan berbasis dolar AS sebagai bagian dari inisiatif dedolarisasi. Bahkan jika Amerika Serikat mencabut sanksinya, Pemerintah Rusia tidak akan kembali menjadikan dolar AS sebagai mata uang cadangan utama.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *