Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Sebut AS Merusak Perdagangan Bilateral, Rusia Tak Akan Pernah Minta Keringanan Sanksi



loading…

Perdagangan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) telah mengalami penurunan besar sebagai akibat dari sanksi ilegal Washington. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Rusia Sergey Lavrov. Foto/Dok

JAKARTA – Perdagangan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) telah mengalami penurunan besar sebagai akibat dari ‘sanksi ilegal’ Washington. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov.

Namun diplomat top itu mengungkapkan, Moskow ‘tidak mengejar siapa pun’ untuk mencabut pembatasan. Seperti diketahui AS bersama sekutunya menjatuhkan sanksi pembatasan pada Moskow setelah reunifikasi Krimea dengan Rusia pada 2014, dan kemudian atas dugaan campur tangan Moskow dalam pemilihan Amerika.

Sanksi tersebut kemudian diperluas secara drastis oleh pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden menyusul eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022. Seperti dilansir RT, Lavrov mengatakan globalisasi ekonomi dunia telah dihancurkan setelah sanksi menjadi “satu-satunya alat kebijakan luar negeri (Biden).”

Dia juga memberikan catatan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump mulai membahas kerja sama perdagangan dan ekonomi dengan Moskow. Dalam pembicaraan awal, disebutkan bahwa era Trump tidak merahasiakan bila mereka mengejar keuntungan material dalam keputusan kebijakan luar negerinya.

Menurut Lavrov, kerja sama ekonomi antara kedua negara yakni AS dan Rusia telah jatuh “sekitar 95% dibandingkan dengan puncak sekitar USD30 miliar pada sepuluh tahun yang lalu, sebagian besar karena sanksi ilegal.”

Kerja sama di masa depan akan sepenuhnya bergantung pada Washington, kata Lavrov, sembari menekankan “Kami tidak mengejar siapa pun atau meminta sanksi dicabut.”

Rusia telah berulang kali mengutuk sanksi Barat sebagai tindakan ilegal dan tidak efektif, dengan mengatakan mereka sudah gagal mengacaukan ekonomi Rusia atau mengisolasinya dari sistem keuangan global. Sanksi Barat dinilai malah menjadi bumerang pada negara-negara yang memberlakukan sanksi.

Sementara itu Rusia memilih fokus untuk mengalihkan perdagangan mereka ke Asia dan Global South, terutama China dan India.

Pada bulan Maret, Trump mengatakan, Washington mungkin mempertimbangkan untuk mencabut sanksi tertentu terhadap Rusia untuk memajukan kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam – perjanjian maritim utama yang memastikan keselamatan navigasi di Laut Hitam – sebagai langkah untuk menyelesaikan konflik Ukraina.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *