Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Rusia Merencanakan Proyek Nuklir Bareng Negara BRICS, AS Bakal Panas?



loading…

Rusia dan salah satu negara BRICS disebut telah sepakat mengembangkan kerja sama dalam penggunaan teknologi nuklir. Foto/Dok

JAKARTARusia dan salah satu negara BRICS yakni Ethiopia disebut telah sepakat mengembangkan kerja sama dalam penggunaan teknologi nuklir untuk “tujuan damai,”. Pernyataan ini diposting melalui saluran Telegram pemerintah Rusia pada hari Rabu, kemarin waktu setempat.

Kesepakatan itu dicapai selama pembicaraan antara menteri pembangunan ekonomi Rusia, Maxim Reshetnikov, dan mitranya dari Ethiopia yang bertanggung jawab atas inovasi dan teknologi, Belete Molla, di ibu kota negara Afrika Timur, Addis Ababa.

Para pejabat dari kedua negara juga membahas perluasan hubungan bilateral di berbagai sektor, termasuk perdagangan, pertanian, dan pariwisata. Ditambah serta kemungkinan menerapkan proyek bersama dalam teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan, dan kedokteran.

Menurut pernyataan itu, dalam pertemuan tersebut juga diteken road map yang menguraikan “langkah-langkah praktis untuk menilai prospek pengembangan energi nuklir di Ethiopia, serta rencana bersama untuk pengembangan infrastruktur nuklir dan pelatihan personel.”

Sebagai informasi Reshetnikov merupakan bagian dari delegasi senior dari Dewan Federasi Rusia, yang dipimpin oleh ketuanya Valentina Matviyenko, dalam kunjungan resmi tiga hari ke Ethiopia.

Pada hari Selasa, tim mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali, di mana Matviyenko menyebut Addis Ababa sebagai “mitra utama Rusia di Afrika.”

Dia memuji keanggotaan BRICS buat Ethiopia yang dinilai sebagai langkah yang membuka peluang baru untuk kerja sama di PBB dan forum internasional lainnya.

Dalam sebuah postingan di X (dulunya Twitter), Abiy menggambarkan pertemuan itu sebagai “kesempatan berharga untuk membahas dan mengeksplorasi hubungan Ethiopia-Rusia.” Perdana menteri menerima undangan ketua Dewan Federasi untuk menghadiri perayaan ulang tahun ke-80 Kemenangan dalam Perang Patriotik Besar di Moskow pada 9 Mei, menyatakan bahwa dia atau presiden negara itu, Taye Atske Selassie, akan hadir.

Berbicara kepada RT pada hari Kamis, Andrey Maslov, kepala Pusat Studi Afrika di Sekolah Tinggi Ekonomi di Moskow, mengatakan kunjungan pejabat Rusia ke Ethiopia harus membantu meningkatkan hubungan antara kedua negara.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *