Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Rusia Larang Impor Daging dari Uni Eropa, Ada Apa?



loading…

Impor dan transit produk daging melalui wilayah Rusia ke negara ketiga akan dilarang mulai 20 Januari 2025. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA – Pengawas Keamanan Pangan Rusia (Rosselkhoznadzor) telah melarang impor daging dari Uni Eropa ( UE ) karena risiko penyakit mulut dan kuku (PMK). Mengutip Russia Today, Rosselkhoznadzor mengumumkan bahwa impor dan transit produk melalui wilayah Rusia ke negara ketiga akan dilarang mulai 20 Januari 2025.

Embargo tersebut diberlakukan setelah Jerman melaporkan wabah PMK pertamanya dalam hampir 40 tahun pada minggu lalu, pada kawanan kerbau di wilayah Brandenburg dekat Berlin. Pejabat di Jerman sejak itu telah menerapkan zona eksklusif sejauh 3 km dan zona pemantauan sejauh 10 km.

PMK adalah penyakit virus menular pada hewan seperti sapi, domba, kambing, dan babi. Gejalanya meliputi demam, luka, lepuh, dan keengganan untuk bergerak atau makan. Hewan-hewan tersebut sering disembelih untuk mencegah wabah.

Terdeteksinya wabah tersebut telah mendorong larangan impor daging Jerman oleh beberapa negara, termasuk Australia, Argentina, Korea Selatan, Inggris, Kanada, dan Meksiko. Di dalam UE sendiri, kontrol perbatasan telah diperketat oleh Belgia, Prancis, Irlandia, Belanda, dan Polandia.

Namun, menurut perkiraan Rosselkhoznadzor, tindakan yang diambil oleh Komisi Eropa untuk menahan penyebaran penyakit tersebut tidak memadai. Pengawas keamanan pangan Rusia mengatakan salah satu alasan munculnya penyakit tersebut di Jerman adalah pergerakan ternak dan produk ternak yang tidak terkendali melalui Ukraina melintasi UE.

Menurut Rosselkhoznadzor, rute yang paling mungkin terjadinya penyakit tersebut adalah Turki-Ukraina-Polandia-Jerman. Studi oleh Laboratorium Referensi Nasional dan Laboratorium Referensi UE mengonfirmasi bahwa virus tersebut termasuk dalam penyakit PMK serotipe O, yang urutannya paling dekat ditemukan di Turki pada Desember 2024.

“Ini sangat memprihatinkan mengingat hampir tidak adanya layanan veteriner di wilayah Ukraina,” tulis Rosselkhoznadzor, seraya mencatat bahwa media Eropa dan Ukraina sebelumnya menerbitkan informasi tentang pengungkapan skema penipuan untuk penyelundupan berbagai barang, termasuk produk pertanian, yang beroperasi di pelabuhan Odessa.

Peternak Jerman telah menyatakan kekhawatiran bahwa mereka dapat mengalami kerugian besar akibat wabah PMK. Asosiasi koperasi pertanian negara itu mengatakan pada hari Kamis bahwa industri pertanian dan makanan kemungkinan telah kehilangan sekitar 1 miliar euro atau sekira USD1 miliar (Rp16 triliun, kurs Rp16.000 per USD) akibat wabah tersebut.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *