Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Risiko Resesi Amerika Semakin Besar, Begini Isi Ramalan Goldman Sachs



loading…

Risiko ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami resesi lebih besar, akibat eskalasi tarif mengancam bisa memperlambat ekonomi AS. Foto/Dok

JAKARTA – Risiko ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami resesi lebih besar, akibat eskalasi tarif mengancam bisa memperlambat ekonomi AS . Diperingatkan juga oleh Goldman Sachs bahwa, sentimen lainnya datang dari lonjakan inflasi, serta meningkatnya pengangguran.

Sebelumnya, bank Wall Street menaikkan perkiraan resesi ekonomi AS selama 12 bulan ke depan menjadi 35%, angka tersebut naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 20%.

Presiden AS, Donald Trump diprediksi akan memperkenalkan rencana tarif besar-besaran, khusus bagi semua mitra dagang Amerika. Bahkan Trump menyebut peluncuran tarif terbaru AS sebagai sebuah ‘hari pembebasan’.

Seperti diketahui Trump telah memberlakukan tarif pada aluminium, baja, dan mobil, serta menaikkan tarif pada semua impor dari China. Selain itu Trump pada pekan lalu juga menerapkan tarif 25% untuk impor mobil ke AS.

“Tarif yang lebih tinggi kemungkinan akan meningkatkan krisis konsumen,” ungkap Goldman Sachs memperingatkan, serta menambahkan bahwa kenaikan harga akan menggerus pendapatan yang disesuaikan dengan inflasi.

Goldman Sachs menaikkan perkiraan inflasi akhir 2025 menjadi 3,5%, naik dari 2,8% bulan lalu. Selain itu untuk angka pengangguran diprediksi meningkatkan menjadi 4,5%, tertinggi sejak Oktober 2021, dan menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB menjadi 1%, terlemah sejak 2020.

Secara keseluruhan, Goldman saat ini menetapkan probabilitas resesi 35% dalam 12 bulan ke depan, naik dari 20% dalam prospek sebelumnya.

Sementara beberapa kritikus memperingatkan bahwa strategi tarif Trump berisiko memicu perang dagang global, serta memancing pembalasan dari mitra dagang utama AS seperti China, Kanada dan Uni Eropa. Namun Trump bersikeras bahwa tarif diperlukan karena ekonomi Amerika telah “ditipu oleh setiap negara di dunia.”

Uni Eropa kemungkinan akan mendapatkan pukulan lebih keras daripada AS, bahkan Goldman memprediksi, UE bisa tergelincir ke dalam resesi secara teknis di akhir tahun ini.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *