Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Respons Kondisi Ekonomi RI Terkini, Luhut Sebut Wajar Melambat di Masa Transisi



loading…

Ekonomi Indonesia kuartal I 2025 hanya tumbuh 4,87%, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pola seperti ini bukan hal baru. Foto/Dok

JAKARTA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan merespons, kondisi ekonomi Indonesia terkini yang pada kuartal I 2025 hanya tumbuh 4,87%. Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia memang sedikit lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Semua perlu tahu bahwa pola seperti ini bukan hal baru. Karena pada masa transisi pemerintahan 2014, kuartal pertama dan kedua juga tumbuh di bawah 5%. Artinya, dalam masa penyesuaian seperti ini, perlambatan bisa terjadi,” ungkap Luhut.

Lewat media sosial resmi miliknya, Luhut mengutarakan, salah satu faktor utama perlambatan saat ini adalah kontraksi konsumsi pemerintah. Karena itu, percepatan belanja negara menjadi kunci. Program Makan Bergizi (MBG) menjadi salah satu motor penting untuk mengakselerasi belanja negara.

Baca Juga: Waspada Perlambatan, S&P Global Ratings Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 4,6% di 2025

Ia menyakini dampak nyata dari MBG akan tercipta, salah satunya yaitu menghidupkan simpul ekonomi desa, petani sayur, peternak ayam, penjual telur, hingga pelaku UMKM lokal.

“Saya menyadari ada hal-hal lain yang tetap perlu kita waspadai misalnya perlambatan konsumsi rumah tangga, investasi yang belum pulih optimal, tekanan ekspor akibat kondisi global, dan pertumbuhan wilayah yang belum merata. Ini semua mengingatkan kita: pemerataan dan percepatan harus dijalankan secara simultan,” bebernya.

Karena itu Luhut berpesan agar semua perlu menjaga semangat kebersamaan. “Dalam situasi seperti ini, bukan saatnya saling menyalahkan. Kita butuh kerja nyata, kolaborasi lintas sektor, dan keberanian untuk mengambil keputusan penting,” terang Luhut.

Ditekankan juga oleh Luhut bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto yakni menyederhanakan regulasi, perkuat kemitraan dagang, dan jaga keseimbangan hubungan ekonomi global, sembari memastikan perlindungan bagi rakyat kecil. Menurutnya, hal itu letak kekuatan dan arah pembangunan.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tak Sampai 5%, Pemerintah Bakal Bagi-bagi Bansos

“Ekonomi ini harus bergerak bersama, dari desa hingga pusat, dari bawah ke atas. Saya percaya bila kita bekerja secara kompak dan terintegrasi, kita bukan hanya mampu melewati masa sulit ini, tetapi juga mempercepat langkah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kita cita-citakan bersama,” paparnya.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *