Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Respons Kebijakan Tarif Trump, Kadin: Pintu Negosiasi Masih Terbuka



loading…

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengeluarkan sejumlah pernyataan merespons kebijakan tarif resiprokal AS. FOTO/Dok.

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (2/4) mengumumkan kebijakan tarif resiprokal terhadap negara-negara yang dinilai tak adil dalam perdagangan dengan Amerika. Dalam kebijakan tersebut, AS menerapkan tarif tinggi ke sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenai tarif impor 32%.

Merespons kebijakan AS tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyampaikan sejumlah hal. Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie dalam pernyataannya mengatakan, keputusan Presiden Trump tersebut adalah pernyataan pembuka, sehingga pintu negosiasi bagi Indonesia masih terbuka.

“AS adalah mitra bisnis strategis Indonesia. Hal itu tercermin dalam neraca perdagangan kedua negara dan investasi. Hubungan Indonesia dan AS adalah hubungan saling membutuhkan. Saya yakin, kita bisa melakukan negosiasi dengan AS, antara lain karena posisi geopolitik dan geokonomi Indonesia,” ungkap Anindya dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (3/4/2025).

Terkait dengan itu, Anindya menilai, pernyataan Presiden Trump baru merupakan pernyataan pembuka yang berarti pintu negosiasi masih terbuka. Posisi Indonesia yang sangat strategis di Kawasan Pasifik, kekuatan ekonomi Indonesia sebagai bagian dari ASEAN, kedudukan Indonesia sebagai anggota APEC yang strategis, serta sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dan pimpinan negara nonblok menurutnya tentu akan menjadi pertimbangan bagi Trump.

Lebih lanjut, Anindya menegaskan bahwa Kadin mendukung keputusan pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan berbagai langkah strategis menghadapi penerapan tarif resiprokal AS dan melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS. “Komunikasi yang intens dengan Pemerintah AS di berbagai tingkatan, termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington DC untuk melakukan negosiasi langsung dengan Pemerintah AS adalah langkah yang tepat,” tegasnya.

Kadin juga menilai pentingnya kerja sama Indonesia dengan negara-negara anggota ASEAN untuk memperjuangkan kepentingan bersama terkait kebijakan AS tersebut. Kadin, kata dia, mengapresiasi langkah pemerintah yang telah berkomunikasi dengan Malaysia selaku pemegang Keketuaan ASEAN untuk mengambil langkah bersama.

“Sepuluh negara anggota ASEAN terdampak pengenaan tarif AS. Sejalan dengan upaya Pemerintah, Kadin tentu akan berdiskusi intens dengan mitranya di ASEAN maupun APEC Business Advisory Council sebagai medium dunia usaha regional,” imbuhnya.

Terkait upaya negosiasi ke depan, Anindya menambahkan bahwa guna memperkuat komunikasi kedua negara, perlu ada figur yang bisa berperan sebagai duta besar Indonesia di AS, sembari proses diplomatik pemilihan duta besar berlangsung.

Di bagian lain, imbuh dia, Kadin Indonesia akan menggunakan jalur hubungan dengan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce) yang sudah terjalin baik selama ini. Dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto di November 2024, kata dia, Kadin Indonesia telah bertemu dengan US Chamber of Commerce untuk mengantisipasi kebijakan ekonomi Presidenan Trump yang ke-2, dan mulai membangun fondasi B2B sebagai mitra sejawatnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *