Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Resmi Daftar BRICS, Indonesia Buka Opsi Impor Minyak dari Rusia



loading…

Indonesia membuka peluang impor minyak dari negara-negara BRICS sebagai blok kerja sama ekonomi yang diperkuat China dan Rusia. FOTO/Reuters

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia membuka opsi impor minyak hingga gandum dari negara-negara BRICS . Hal itu diungkapkan Airlangga saat merespons soal keuntungan sebagai mitra dan secara resmi telah menyampaikan keinginan untuk bergabung dengan BRICS sebagai blok kerja sama ekonomi yang diperkuat China dan Rusia.

Airlangga awalnya mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah memfinalisasi perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (Indonesia-EAEU FTA atau IEAEU-FTA). Ia pun berharap finalisasi penyusunan perundingan tersebut dapat rampung pada kuartal I-2025 mendatang.

“Kalau itu berarti market terbuka. Jadi bukan hanya itu (minyak) tetapi juga untuk gandum dan untuk yang lain,” ujar Airlangga ketika ditemui di kantornya, Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (1/11/2024).

Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana sebelumnya mengungkapkan bahwa Indonesia bisa mendapatkan sejumlah manfaat jika bergabung dalam forum BRICS. “Menurut saya bagus juga Indonesia bergabung dengan BRICS agar Indonesia tidak didominasi oleh negara-negara OECD,” ujarnya.

Hikmahanto berpendapat, pemerintah Indonesia mungkin melihat OECD sudah tidak sekuat di masa lalu. Oleh karena itu, Indonesia dinilai perlu masuk ke BRICS yang memiliki kekuatan pasar sangat luar biasa dan mampu menjadi penyeimbang OECD.

“Belum lagi Indonesia menjadi importir besar BBM yang disuling. Nah, AS kan tidak membolehkan Indonesia untuk membeli minyak dari Rusia karena serangan Rusia ke Ukraina. Padahal Rusia karena di embargo oleh negara-negara OECD maka mereka tidak punya pembeli dan bersedia untuk menjual dengan murah,” kata dia.

“Kalau kita di BRICS kendala seperti ini akan tidak ada. Belum lagi dunia saat ini kan punya ketergantungan pada dolar AS. Sementara BRICS akan memperkenalkan mata uang di luar dolar AS,” jelasanya.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *