Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ratusan Triliun Kabur ke Luar Negeri, Nasionalisme Taipan Indonesia Dipertanyakan



loading…

Sejumlah taipan Indonesia diklaim memindahkan dananya ke luar negeri. Lantaran itu para taipan ini disebut seperti vampir yang menghisap darah rakyat. Foto/Dok

JAKARTA – Laporan terbaru dari Bloomberg pada Jumat (11/4) mengungkap realitas yang mengejutkan: sejumlah taipan Indonesia diketahui memindahkan dananya secara besar-besaran ke luar negeri. Fenomena ini menimbulkan keprihatinan mendalam, terutama di tengah situasi ekonomi nasional yang sedang diuji.

Wakil Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata Pimpinan Pusat (MEBP PP) Muhammadiyah, Mukhaer Pakkanna, menyatakan keprihatinannya terhadap fenomena tersebut. Ia menilai para taipan seperti tidak memiliki tanggung jawab moral terhadap negeri yang selama ini memberi mereka berbagai kemudahan dan keuntungan bisnis.

“Para taipan itu seperti vampir yang menghisap darah rakyat. Ketika ekonomi dalam tekanan, mereka justru berbondong-bondong kabur, memindahkan aset ke luar negeri dengan dalih rasionalitas pasar,” ujar Mukhaer dalam keterangannya, Sabtu (12/4).

Mukhaer menyoroti bagaimana para konglomerat tersebut mengembangkan narasi ketidakpastian politik, ketidakdisiplinan fiskal, dan ketakutan irasional untuk membenarkan pelarian modal ( capital outflow ) ke luar negeri. Bahkan, beberapa di antaranya diketahui menjabat dalam posisi strategis politik sekaligus menguasai bisnis dalam negeri.

“Mereka menggunakan perusahaan cangkang untuk membeli properti di luar negeri, terutama di Dubai dan Abu Dhabi, yang menjadi tempat favorit para pelarian modal,” jelas Mukhaer.

“Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga menyangkut etika kebangsaan.”

Ia menilai bahwa selama ini para taipan banyak menikmati privilege dari negara: mulai dari akses eksploitasi sumber daya alam seperti batubara, migas, nikel, hingga sawit dan sektor keuangan. Namun, ketika negeri menghadapi tantangan, mereka justru lari dan menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Lebih jauh, Mukhaer mempertanyakan, komitmen para pebisnis elite terhadap nasionalisme ekonomi. Ia khawatir nasionalisme hanya menjadi jargon kosong tanpa komitmen nyata dalam tindakan ekonomi yang adil dan berpihak pada rakyat.

“Apakah kita sedang menyaksikan dwifungsi oligarki? Atau ini hanya soal para taipan tidak lagi mendapat ‘kue’ dari rezim baru?” kritik Mukhaer.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *