Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Putin Kena Imbas Perang Dagang, Seret Minyak Rusia ke Jalur Neraka



loading…

Minyak Ural Rusia baru saja merosot lebih rendah dari patokan harga minyak yang telah ditetapkan dalam anggaran. FOTO/iStock

JAKARTA – Rusia dianggap beruntung saat Trump melancarkan perang tarif di seluruh dunia. Namun, keberuntungan itu palsu lantaran minyak Rusia ikut terseret ke jalur neraka yang dipicu perang dagang.

Minyak Ural Rusia baru saja merosot di bawah USD55 per barel nyaris turun USD20 lebih rendah dari patokan harga minyak yang telah ditetapkan dalam anggaran negara. Sekitar sepertiga pendapatan negara Rusia berasal dari minyak dan gas.

Lubang itu adalah luka yang menganga jika harga terus turun maka defisit anggaran dapat berlipat ganda tahun ini. Analis J.P. Morgan mengatakan bahwa meskipun Rusia terputus dari sebagian besar pasar global, kebijakan perdagangan Trump masih akan tetap menghantam Rusia. Mereka menyebutnya sebagai “tsunami” yang langsung menuju Moskow.

Rusia tidak hanya bergantung pada minyak untuk mendapatkan uang tunai. Kremlin bergantung pada minyak untuk bertahan hidup. Pada 1980-an jatuhnya harga minyak telah menghancurkan Uni Soviet.

Pada 1999, ketika Putin menjadi perdana menteri, kenaikan harga minyak menolongnya. Seluruh permainan kekuasaannya berdiri di atas fondasi dan saat ini, fondasi itu sedang goyah.

Industri minyak memompa lebih dari sekedar bahan bakar. Industri ini juga mengangkat sektor-sektor lain. Ketika minyak sedang bagus, pabrik-pabrik baja berkembang, lokasi konstruksi berkembang pesat, dan seluruh kota tetap bertahan. Namun, ketika minyak turun semua yang terkait dengannya juga turun.

Reaksi berantai itulah yang oleh para ekonom disebut sebagai efek berganda. Dilansir dari Cryptopolitan, Tim Trump mengetahui bahwa minyak adalah titik lemah Rusia. Pemerintahannya mengisyaratkan sejak awal bahwa mereka akan menekan produksi AS dan Saudi untuk menurunkan harga.

Utusan Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg mengatakan apabila minyak jatuh ke USD45 per barel dapat mendorong Putin untuk menghentikan perang. Saat Trump akhirnya merilis daftar tarif global barunya, Rusia bahkan tidak ada di dalamnya, namun itu bukanlah hadiah.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *