Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Populix Raih Pendanaan Seri B Senilai Rp72 Miliar



loading…

Perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, Populix meraih pendanaan seri B. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – Perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, Populix meraih pendanaan seri B senilai USD4,3 juta atau setara Rp72 miliar. Pendanaan tersebut dipimpin oleh MSW V Asia Fund X, dengan partisipasi dari investor di pendanaan sebelumnya yaitu Intudo Ventures, Altos Ventures, dan Acrew Capital.

Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu menyatakan pendanaan ini merupakan sebuah pencapaian, bukan hanya bagi Populix tetapi juga perusahaan rintisan Indonesia. Terlebih pendanaan ini diraih di tengah buruknya iklim investasi akibat tech winter beberapa tahun ke belakang, dan anjloknya harga IHSG beberapa waktu yang lalu.

Berdasarkan data Vantage DealStreetAsia, sepanjang tahun 2024 tercatat total pendanaan yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan hingga 34% YoY, dan nilai investasi anjlok sekitar 66% atau senilai Rp7,3 triliun. Penurunan ini bahkan menjadi yang terdalam di Asia Tenggara.

“Kami berterima kasih atas kepercayaan para investor untuk kembali berinvestasi dengan Populix, bahkan di iklim investasi saat ini,” kata Timothy dalam keterangan resminya pada Rabu (16/4/2025).

Timothy mengungkapkan bahwa melalui pendanaan ini, Populix akan memperkuat fundamental bisnis dengan mengembangkan layanan, dan memanfaatkan teknologi untuk berinovasi di masa mendatang. Selain itu, Populix juga berharap dapat mengembangkan sayap ke Asia Tenggara, seiring dengan tingginya kebutuhan dari klien saat ini.

Lebih lanjut, Populix berkomitmen untuk terus mengembangkan dan melatih model AI guna mengautomasi proses riset agar lebih cepat dan dapat diandalkan. Selain itu juga Populix tengah membangun synthetic respondents, persona buatan yang dihasilkan oleh mesin pembelajaran AI (machine learning) untuk meniru respons manusia dan memungkinkan proses pengumpulan data yang lebih cepat.

“Kedua pengembangan ini diprioritaskan agar para pemain industri dan pembuat kebijakan dapat memaksimalkan pemanfaatan AI untuk pelaksanaan riset mereka,” jelas Timothy.

Seperti diketahui, sejak berhasil mendapatkan pendanaan Seri A tahun 2022 lalu, Populix terus berupaya memperluas akses masyarakat terhadap riset. Pada tahun 2023, Populix meluncurkan layanan Policy & Society Research, untuk membantu organisasi dan pemerintah dalam menganalisis sentimen publik, dampak kebijakan, dan tren ekonomi dan sosial.

Sementara, di sisi teknologi, Populix mengembangkan fitur NeXa, asisten riset berbasis AI yang dapat membantu memandu pengguna dalam melakukan riset, mulai dari merancang dan membuat kuesioner, mengakses kumpulan responden sesuai target, hingga menarik kesimpulan. Tahun lalu, total proyek yang dilakukan oleh Populix bertumbuh 2 kali lipat, dengan 65% di antaranya berasal dari klien berulang (recurring clients).

Populix juga berhasil memperluas cakupan industri, meliputi klien sektor telekomunikasi dan pemerintahan, yang menunjukkan rekam jejak pertumbuhan Populix di industri riset. Hal ini juga menggarisbawahi tingkat kepercayaan klien terhadap berbagai inovasi Populix untuk memastikan data dan insights yang relevan dengan bisnis dan institusi mereka.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *