Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

PLN EPI Perkuat Rantai Pasok Gas di Era Transisi Energi



loading…

Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto berbicara di Plenary Panel Discussion: Green & Clean Investment Opportunity in Indonesia di Electricity Connect 2024. FOTO/Ist

JAKARTA – Subholding PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) memperkuat rantai pasok gas untuk pembangkit di era transisi energi . Gas berperan penting sebagai energi transisi dalam mendukung pengembangan energi terbarukan dan keberlanjutan pasokan energi untuk ketahanan energi nasional.

Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto menjelaskan, dalam draft RUPTL 2024-2033, dibutuhkan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 102 GW hingga 2040, dengan komposisi 75% energi terbarukan dan 20% gas. Energi terbarukan secara bertahap akan menjadi dominan dengan masih mempertahankan sebagian porsi untuk gas dalam rangka menjaga keandalan pasokan listrik dan kestabilan finansial, sambil tetap menekan emisi karbon secara agresif.

“Gas dengan potensi dalam negeri yang melimpah memainkan peran kunci untuk menggantikan bahan bakar minyak, mendukung intermittency energi terbarukan variabel, menjembatani transisi menuju energi bersih maupun menjadi energi masa depan dengan teknologi seperti carbon capture,” papar Rakhmaddi Plenary Panel Discussion: Green & Clean Investment Opportunity in Indonesia di Electricity Connect 2024, belum lama ini.

Hingga 2040, PLN menargetkan pembangunan 22 GW pembangkit listrik gas baru yang terdiri lebih dari dari 100 unit tersebar di seluruh Indonesia. Menurut dia, permintaan gas PLN yang pada tahun 2024 sebesar 1.333 BBTUD akan tumbuh rata-rata 6,5% per tahun sehingga diperkirakan mencapai 2.351 BBTUD pada tahun 2033.

“Dengan pertumbuhan demand gas yang cukup tinggi, PLN mendukung investasi baru di sektor hulu gas dalam rangka menjamin pasokan gas domestik terutama di sektor kelistrikan di masa depan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima, Rabu (27/11/2024).

Selain penambahan kontrak pasokan gas, lanjut Rakhmad, PLN EPI juga terus memperkuat infrastruktur midstream gas/LNG (Liquefied Natural Gas), terutama Onshore atau Floating Storage Regasification Unit (ORU/FSRU) di berbagai wilayah di Indonesia. Pada tahap satu, PLN EPI saat ini sedang menyusun FEED (Front End Engineering Design) untuk kluster Sulawesi Maluku, Nusa Tenggara dan Nias.

Ke depan, LNG domestik akan menjadi andalan untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat di tengah menurunnya produksi pipa gas domestik dalam rangka mengurangi impor BBM dan mendukung pengembangan energi terbarukan.

Sebagai bagian dari pengembangan energi bersih, PLN EPI bersama mitra lokal dan global saat ini juga sedang mengkaji pengembangan hidrogen hijau dan ammonia hijau. Inisiatif ini sejalan dengan upaya nasional untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *