Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Perkuat Ekosistem Pasar Tradisional, BSI Dorong Transaksi Ritel UMKM



loading…

Direktur Sales & Distribution PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Anton Sukarna berbincang dan menyapa nasabah sekaligus wirausaha yang ada di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Foto/Dok

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk ( BSI ) mengoptimalkan transaksi ritel di pasar- pasar tradisional dengan menggarap ekosistem pasar guna memperkuat inklusi keuangan syariah di kalangan pelaku UMKM . Langkah ini diambil untuk mendorong ekonomi lokal, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Direktur Distribution & Sales BSI, Anton Sukarna menjelaskan, pasar tradisional merupakan pusat ekonomi penting bagi masyarakat di tingkat akar rumput. Oleh karena itu, penguatan ekosistem pasar dengan memanfaatkan instrumen keuangan syariah diyakini dapat memperkokoh ketahanan ekonomi masyarakat.

“Saat ini, BSI menyasar pasar untuk membangun ekosistem halal yang terhubung dari hulu hingga hilir, mulai dari proses produksi hingga penjualan di pasar. Pasar Beringharjo di Yogyakarta menjadi yang pertama dalam pengembangan ekosistem pasar ini, mengingat Yogyakarta merupakan kota wisata yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian,” ujar Anton.

BSI mengidentifikasi sejumlah potensi layanan perbankan syariah yang dapat dikembangkan di pasar tradisional, termasuk penggunaan BSI Agen, QRIS, dan EDC. Ini bertujuan untuk mendorong transaksi keuangan syariah digital agar masyarakat dapat bertransaksi dengan lebih aman, cepat, dan mudah.

“Dengan memperkenalkan teknologi digital seperti QRIS dan EDC, kami berharap inklusi keuangan syariah semakin meningkat. Akses ke layanan keuangan ini terbuka lebih luas untuk seluruh segmen nasabah, termasuk pedagang pasar dan pelaku UMKM,” jelas Anton.

Sebagai bagian dari strategi ini, BSI terus mengedukasi para pedagang dan wirausaha di pasar tradisional mengenai pentingnya investasi emas serta memberikan pembiayaan untuk modal usaha, baik untuk usaha mikro, kecil, maupun menengah. Inovasi ini diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat dan meningkatkan pemanfaatan layanan perbankan syariah di seluruh lapisan masyarakat.

Di wilayah Yogyakarta, BSI telah berhasil mengembangkan layanan QRIS dengan total 21.000 merchant dan nilai transaksi hingga Maret 2025 mencapai Rp16,3 miliar. Dengan lebih dari 3.500 transaksi per merchant, sektor UMKM di Yogyakarta, yang didominasi oleh pedagang besar dan eceran serta wirausaha di bidang makanan, minuman, sosial budaya, dan kerajinan, menunjukkan potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi berbasis digital.

“BSI Agen, QRIS, dan EDC adalah solusi yang sangat relevan untuk mempercepat digitalisasi transaksi di pasar-pasar tradisional. Kami akan terus mengoptimalkan potensi ini untuk mendorong transaksi ritel yang lebih efisien dan inklusif,” tambah Anton.

Menurut data dari Kemenko Perekonomian, UMKM berperan penting dalam perekonomian Indonesia, menyumbang 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hampir 97% tenaga kerja di Indonesia. Oleh karena itu, pemberdayaan UMKM melalui akses keuangan yang lebih baik menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan perekonomian nasional.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *