Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Perdagangan Global BRICS Tembus Rp64.768 Triliun, Melonjak Lebih Tujuh Kali Lipat



loading…

Total nilai perdagangan global negara-negara BRICS melonjak drastis hingga tujuh kali lipat. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 yang akan berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, mencatat sejarah penting dengan penerapan format baru, yakni BRICS+. Untuk pertama kalinya, forum ini akan dihadiri oleh 11 negara anggota dan 10 negara mitra, menunjukkan perluasan signifikan dalam sejarah organisasi yang dibentuk sejak 2006.

Awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, kelompok ini berkembang dengan masuknya Afrika Selatan pada 2011. Pada periode 2024-2025, enam negara tambahan resmi bergabung, di antaranya Ethiopia, Mesir, Iran, Indonesia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA), memperluas jangkauan strategis BRICS ke kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Dalam KTT Kazan 2024, para pemimpin juga menyepakati kategori baru, yakni negara mitra BRICS. Saat ini terdapat 10 negara mitra, termasuk Malaysia, Vietnam, dan Uzbekistan. Kehadiran Indonesia dan Vietnam sebagai anggota tetap sekaligus menandai ekspansi pertama BRICS ke Asia Tenggara, yang merupakan kawasan penting dalam perdagangan global.

Baca Juga: Uang Kertas BRICS Pecahan 200 Beredar Luas, Simbol atau Realita Ekonomi Baru?

Saat ini, BRICS+ mewakili lebih dari 40 persen populasi dunia, serta menguasai 40 persen produksi dan ekspor minyak global, dan 40 persen volume perdagangan dunia. Perluasan keanggotaan ini memberikan peluang pasar yang lebih luas, akses terhadap sumber daya strategis, serta potensi investasi yang besar bagi negara-negara anggota dan mitra.

Menurut laporan kebijakan dari UNIDO (Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang dirilis Februari 2025, total nilai perdagangan global negara-negara BRICS melonjak drastis dari USD572 miliar pada 2002 menjadi lebih dari USD4 triliun atau setara Rp64.768 triliun pada 2021 meningkat lebih dari tujuh kali lipat.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *