Percepat Dedolarisasi, Transaksi Rusia dan Negara SCO 92% Pakai Mata Uang Lokal



loading…

Anggota SCO (Shanghai Cooperation Organization) atau Organisasi Kerja Sama Shanghai terus meningkatkan penggunaan mata uang lokal untuk mempercepat dedolarisasi. Foto/Dok

ASTANA – Anggota SCO (Shanghai Cooperation Organization) atau Organisasi Kerja Sama Shanghai terus meningkatkan penggunaan mata uang lokal untuk mempercepat dedolarisasi . Hal itu disampaikan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin saat KTT SCO di Astana, Kazakhstan, Kamis (4/7/2024).

Didirikan pada tahun 2001, SCO adalah blok ekonomi dan keamanan yang mencakup sebagian besar Eurasia dan menyumbang lebih dari 20% dari PDB global. Organisasi ini terdiri dari India, Iran, Kazakhstan, China, Kirgistan, Rusia, Pakistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan sekarang Belarus.

Saat ini total ada 14 negara, termasuk Mesir sebagai satu-satunya wakil dari Afrika yang memegang status mitra dialog SCO, sehingga memungkinkan untuk berpartisipasi dalam acara khusus organisasi atas undangan anggotanya.

Berbicara pada pertemuan Dewan Kepala Negara, Putin mencatat bahwa anggota SCO telah meningkatkan penggunaan mata uang nasional dalam penyelesaian perdagangan bersama.

“Misalnya dalam transaksi komersial Rusia dengan anggota organisasi telah melebihi 92% dalam empat bulan pertama tahun ini,” kata presiden.

Tren global untuk menggunakan mata uang nasional dalam perdagangan, alih-alih dolar AS memperoleh momentum signifikan setelah Rusia terputus dari sistem keuangan Barat dan cadangan devisanya dibekukan pada tahun 2022.

Putin juga menegaskan, kembali proposal Rusia untuk menciptakan mekanisme independen dalam menyelesaikan pembayaran di SCO. Ia juga menambahkan, bahwa pertemuan antara menteri keuangan dan gubernur bank sentral membantu meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dalam organisasi.

Awal tahun ini, kepala bank sentral Rusia, Elvira Nabiullina mencatat bahwa lebih banyak negara meragukan SWIFT Barat, setelah banyak bank Rusia terputus dari sistem pesan keuangan yang berbasis di Belgia setelah perang Ukraina pecah pada 2022.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *