Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Perang Dunia Ketiga Bakal Pecah jika Singapura Memihak Salah Satu, AS atau China



loading…

PM Singapura, Lawrence Wong bicara soal perang dunia ketiga, dan bencana yang membayangi jika AS dan China tidak bisa rukun. Foto/Dok

JAKARTA – Perdana Menteri atau PM Singapura , Lawrence Wong bicara soal perang dunia ketiga , dan bencana yang membayangi jika Amerika Serikat atau AS dan China tidak bisa rukun. Saat kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih menghadirkan ancaman baru terhadap China, Wong mengingatkan hal itu bisa menyeret seluruh dunia.

Pada sebuah acara di Universitas Nasional Singapura, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong ditanya apa arti masa jabatan kedua Trump bagi kawasan. Menurut Straits Times, Wong mengatakan, saat AS dan China bersaing untuk kepemimpinan global, baik Washington maupun Beijing diyakini tidak ingin memicu perang.

Namun dia memperingatkan, bahwa negara-negara seperti Singapura tidak boleh dipaksa untuk memihak, bergabung dengan blok AS atau blok China. Langkah seperti itu menurutnya bisa “membawa dunia ke ambang perang dunia ketiga,” katanya.

Seperti dilansir Fortune, salah perhitungan juga bisa terjadi di sekitar hotspot geopolitik seperti Laut Cina Selatan atau Selat Taiwan, tambah Wong.

Beijing mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang mengarah pada sengketa teritorial dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah mencoba untuk menopang klaimnya dengan membangun pulau buatan atau mengkonfrontasi kapal dari negara-negara pesaing.

Diterangkan sebagian besar negara-negara Asia Tenggara telah mencoba mempertahankan hubungan baik dengan AS dan China, berpegang teguh pada kebijakan nonblok. Beberapa negara di kawasan ini mempertahankan hubungan keamanan yang kuat dengan Washington, namun China merupakan mitra dagang terbesar di kawasan itu.

Terlepas dari apa diperingatkan olehnya, Wong mengatakan, bahwa dia merasa tidak mungkin hubungan antara AS dan China akan menjadi sangat buruk sehingga memicu “perang dunia ketiga.”

“Jika AS memutuskan diri dari China, hal itu akan sangat merusak ekonomi AS dan warga Amerika. Begitu banyak dari apa yang diproduksi AS dan impor untuk rakyatnya berasal dari China, jadi saya tidak bisa melihat bagaimana decoupling penuh dapat terjadi pada tahap ini,” kata Wong seperti dilaporkan Mothership.sg, media lokal lainnya.

Sebelumnya Trump menerapkan tarif baru 10% pada barang-barang China pada awal 1 Februari, yang akan menjadi langkah pertama dalam kemungkinan perang dagang baru antara AS dan China. Sementara itu para pejabat China menegaskan kembali bahwa “tidak ada pemenang dalam perang perdagangan atau tarif.”

Di sisi lain perusahaan global terus mengandalkan China untuk rantai pasokan mereka. Para ahli memberikan catatan bahwa China masih satu-satunya negara yang dapat memproduksi produk yang rumit, seperti motherboard dan elektronik, dalam skala besar dan dengan biaya rendah. Pengecer AS juga mengandalkan China untuk impor murah.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *