Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Perang Dagang di Depan Mata, Dunia Bertaruh pada Pasar China



loading…

Bisnis global bertaruh besar terhadap pasar China meskipun potensi perang dagang baru di depan mata. FOTO/iStock Photo

JAKARTA – Perusahaan-perusahaan asing dari Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Jerman menyatakan komitmen mereka terhadap pasar dan rantai pasok China selama pameran impor besar di Shanghai. Hal itu menandakan bisnis global bertaruh besar terhadap pasar China meskipun potensi perang dagang baru di depan mata setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.

Pada sebuah acara China International Import Expo, sejumlah perusahaan menunjukkan bagaimana mereka berinvestasi dalam kecerdasan buatan (AI) dan berbagai teknologi digital di seluruh rantai pasokan mereka di daratan, sambil menekankan pentingnya pasar meskipun terjadi perlambatan ekonomi dan risiko geopolitik.

Konglomerat AS 3M, yang memproduksi berbagai produk mulai dari barang industri hingga rumah tangga, mengatakan bahwa mereka menggunakan solusi cerdas seperti lengan robot di lini produk otomotifnya di China untuk melacak parameter produk dan memberikan rekomendasi kepada pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka. Perusahaan ini mendirikan bisnisnya di China 40 tahun lalu dan memiliki tujuh pabrik di negara itu.

Rantai pasokan yang dilokalkan memberikan manfaat untuk pengembangan dan manufaktur, menurut Jack Xiong, direktur operasi penelitian dan pengembangan 3M di Tiongkok Raya.
“Ini membantu perusahaan mengembangkan produk yang dekat dengan kebutuhan pelanggan lokal dan meningkatkan kecepatan respons dalam rantai pasokan,” ujarnya dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (8/11/2024).

Kim Nam-kook, manajer umum investasi dan operasi di E-Land Group, perusahaan fesyen dan ritel terbesar di Korea Selatan, mengatakan bahwa mereka telah melakukan investasi yang signifikan untuk mengadopsi teknologi pintar dalam rantai pasokan mereka di Tiongkok.

“Ukuran pasar China cukup besar untuk menghasilkan 10 hingga 20 persen dari total penjualan luar negeri beberapa perusahaan Korea,” kata Kim. “Bahkan di bawah fluktuasi pasar, pangsa tersebut mutlak.”

“Bagi beberapa perusahaan Korea yang telah beroperasi di pasar China selama lebih dari 10 tahun, alasan mengapa mereka tidak melepaskan pasar tersebut adalah karena pasar tersebut cukup besar dan tidak tergantikan,” tambahnya.

Data-data ini menunjukkan bagaimana bisnis asing telah memberikan mosi tidak percaya pada pasar daratan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi pemisahan diri antara China dan negara-negara lain di dunia. Setelah kemenangan Trump dalam pemilu, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa perusahaan multinasional akan mengurangi investasi di China, yang pernah dianggap sebagai pabrik dunia.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *