loading…
PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Program Pengembangan Tani Hutan Kelulut Sangatta, di kawasan Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. FOTO/dok.SINDOnews
Langkah ini ditujukan untuk memberikan dampak positif pada perekonomian lokal dan lingkungan sekitar. Prolekta dimulai pada 2021 dengan fokus awal pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan keterampilan para petani kelulut melalui pelatihan budidaya dan keamanan pangan.
Baca Juga: ESDM Beri Kabar Terbaru Soal Pembatasan BBM Subsidi, Jadi 1 Oktober?
Berawal dari perbaikan sistem budidaya yang kurang efisien, program ini berhasil melahirkan berbagai inovasi, termasuk alat hisap madu sederhana yang kini telah mendapatkan hak paten. Program ini juga didukung oleh kegiatan edukasi untuk meningkatkan pemahaman petani tentang teknik budidaya yang berkelanjutan.
Manager Sangatta Field Cahyo Nugroho menegaskan, program CSR yang dikembangkan PEP Sangatta Field berlandaskan pada hasil pemetaan sosial di wilayah operasi perusahaan. “Dengan memahami kebutuhan masyarakat lokal, kami bisa memastikan bahwa program yang dijalankan benar-benar berdampak positif dan sesuai dengan potensi lokal yang ada,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (28/9/2024).
Program ini, jelas Cahyo, juga mengedepankan aspek keberlanjutan dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, UMKM, dan masyarakat. Pada 2022, pengembangan Prolekta semakin luas dengan inisiasi gerakan Satu Orang Satu Pohon dan inovasi alat panen madu yang efisien.
Program ini juga merambah sektor pariwisata melalui Eduwisata Budidaya Kelulut. Pengunjung dapat belajar langsung dari para petani kelulut yang dilatih sebagai edukator, termasuk dari kelompok rentan yang kini terlibat dalam pengelolaan wisata ini.
Pada 2023,diperkenalkannya lima subunit usaha baru dalam program tersebut. Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah menjelaskan, subunit ini mencakup UMKM Produsen Madu Kelulut, Gerai Kreativitas Produk Khas Kutai Timur & Cafetaria Zero Waste, serta Depot Energi dan Bank Sampah Sederhana Trigona.
“Masing-masing subunit ini memiliki peran penting dalam mendukung keberlanjutan program, mulai dari produksi madu, pengelolaan limbah, hingga edukasi lingkungan bagi masyarakat dan wisatawan,” tuturnya.
Salah satu pencapaian signifikan Prolekta adalah keberhasilannya mengurangi emisi karbon sebesar 0,15172 ton CO2 eq per tahun melalui pengolahan limbah domestik dan pengelolaan sampah plastik menjadi media tanam. Elis menambahkan, program ini memberdayakan 25 orang secara langsung, terutama dalam pengembangan produk-produk lokal seperti madu kelulut dan produk turunannya.
Baca Juga: Kenapa Israel Serang Lebanon? Ternyata Ini Sebabnya
Triyono, Ketua Kelompok Tani Hutan Trigona Reborn, mengungkapkan bahwa Prolekta tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan. Program ini memberikan dampak besar bagi pengembangan pariwisata edukatif yang bertanggung jawab. “Kami dengan senang hati menerima wisatawan yang ingin belajar tentang budidaya lebah kelulut, namun tetap mengutamakan kesejahteraan koloni lebah,” kata Triyono.
Pengembangan eduwisata kelulut ini sukses menarik minat sekitar 1.400 pengunjung setiap tahunnya. Selain memberikan manfaat edukasi, sektor ini berkontribusi pada ekonomi lokal melalui penjualan produk-produk kreatif khas Kutai Timur dan makanan olahan berbahan dasar madu kelulut, seperti kukis jahe, teh madu kelulut, dan brownis madu kelulut.
Program Prolekta juga turut mendukung pengembangan teknologi baru dan inovasi keberlanjutan di sektor peternakan lebah kelulut. Selain dua paten sederhana yang sudah diraih, program ini terus mengembangkan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. PEP Sangatta Field berupaya menjadikan Prolekta sebagai model program CSR mandiri dan berdampak jangka panjang.
(nng)