Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pengangguran Melonjak Jadi 7,28 Juta Orang, Perindo Soroti Lemahnya Daya Beli dan Iklim Usaha



loading…

Buruh dan karyawan keluar pabrik saat jam pulang kerja di Kawasan Berikat Nusantara, Cakung, Jakarta Utara, Rabu (30/4/2025). FOTO/Aldhi Chandra

JAKARTA – Ketua DPP Partai Perindo Bidang Ketenagakerjaan, Agus Taufiq, mendorong pemerintah untuk melakukan upaya serius dalam menekan angka pengangguran yang meningkat. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah memberikan insentif kepada para pengusaha agar ekosistem bisnis dapat kembali bergairah dan masalah pengangguran dapat diminimalisir.

“Menurut kami, pemerintah perlu melakukan intervensi dalam bentuk insentif investasi kepada pelaku usaha, seperti pengurangan atau pemotongan pajak,” kata Agus dalam konferensi pers, Rabu (7/5/2026).

Baca Juga: Angka Pengangguran Meningkat, Ketua DPP Partai Perindo: Pemerintah Perlu Intervensi

Agus menambahkan, pemerintah juga perlu memberikan kepastian hukum dan melakukan perluasan terhadap permodalan serta kemudahan perizinan. Hal ini penting untuk meyakinkan pelaku usaha agar mau berinvestasi dan melakukan ekspansi bisnis sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan menciptakan wirausaha-wirausaha baru.

Lebih lanjut, Agus menilai tingginya angka pengangguran juga dipicu menurunnya daya beli masyarakat akibat melemahnya ekonomi. Penurunan daya beli ini berdampak pada menurunnya permintaan terhadap produk, yang pada gilirannya mengurangi produksi.

“Ketika produksi menurun, pendapatan perusahaan juga akan turun. Hal ini memaksa perusahaan untuk mengambil langkah-langkah seperti menutup pabrik atau mengurangi jumlah tenaga kerja, yang menyebabkan tingginya angka pengangguran saat ini,” jelas Agus.

Ia juga menyoroti masalah kepastian hukum dan birokrasi yang berbelit-belit, yang menyebabkan banyak perusahaan besar memindahkan pabriknya ke negara lain, seperti Vietnam.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2025 tercatat mencapai 7,28 juta individu, meningkat sekitar 38 ribu dibandingkan dengan data Februari tahun lalu. Peningkatan ini terjadi di tengah bertambahnya jumlah penduduk usia kerja dan angkatan kerja.

“Dari angkatan kerja tersebut, tidak semua terserap di pasar kerja, sehingga terdapat 7,28 juta orang yang menganggur. Dibandingkan dengan Februari 2024, jumlah pengangguran meningkat sebanyak 0,08 juta orang atau 38.000 orang, yang setara dengan kenaikan sekitar 1,11 persen,” ujar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

Baca Juga: Digulung Tsunami PHK, 83.450 Orang Mendadak Jadi Pengangguran

Data BPS menunjukkan, penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 216,79 juta orang, dengan angkatan kerja sebanyak 153,05 juta orang. Dari jumlah tersebut, 145,77 juta orang bekerja, sementara 63,74 juta orang bukan merupakan angkatan kerja.

Secara rinci, di antara 145,77 juta orang yang bekerja, terdapat 96,48 juta pekerja penuh, 37,62 juta pekerja paruh waktu, dan 11,67 juta orang yang tergolong setengah pengangguran.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *