Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pengamat Ekonomi Sebut Kinerja Korporasi Bank Jatim Positif



loading…

Dengan kinerja korporasi yang meningkat tersebut, tidak ada alasan yang kuat untuk mengganti Direksi dan Komisaris Bank Jatim. Foto/Dok

SURABAYA – Pengamat ekonomi dan politik dari Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI), Hamy Wahjunianto menyebut, secara umum kinerja manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk ( Bank Jatim ) positif, terutama dalam hal pertumbuhan bisnis dan aksi korporasi.

Dengan kinerja korporasi yang meningkat tersebut, tidak ada alasan yang kuat untuk mengganti direksi dan komisaris Bank Jatim. “Tetapi dalam tiap RUPS (rapat umum pemegang saham) perusahaan manapun, terkait pergantian direksi dan komisaris tidak sepenuhnya terkait dengan kinerja korporasi. Apalagi di Bank Jatim, ada kewenangan besar Gubernur untuk mengambil keputusan,” terang Hamy, Kamis (24/4/2025).

Kandidat Doktor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (UB) Malang itu mengungkapkan, sangat mudah bagi para pemegang saham untuk melihat bahwa para Direksi telah menunjukkan kinerja finansial korporasi. Diantaranya melalui aksi kolektif pembelian saham yang dapat menunjukkan keyakinan terhadap prospek perusahaan.

Anggota DPRD Jatim periode 2014-2019 ini mengamati, Bank Jatim juga berhasil meningkatkan kredit yang disalurkan. Ia mencontohkan, sepanjang tahun 2022, Bank Jatim sukses menorehkan kinerja yang positif dengan berhasil menggelontorkan kredit sebesar Rp 46,20 triliun, naik 8,06% dibandingkan tahun 2021. Bank Jatim juga fokus pada Corporate Social Responsibility (CSR). “Bank Jatim dapat mencapai kinerja finansial yang positif dengan membagi dividen sebesar Rp816 Miliar,” terangnya.

Terkait adanya dugaan kredit fiktif yang terjadi di Bank Jatim Cabang Jakarta, dan kredit macet di sejumlah cabang, menurut Hamy hal itu harus dilihat secara jernih dan fair kasus per kasus. Pasti ada performance appraisal per kuartal dan per tahun oleh Konsultan Ahli independen.

“Dari situ bisa diketahui siapa yang bertanggung jawab terhadap kredit fiktif dan macet. Apakah skala kesalahan dilakukan oleh setingkat Kepala Cabang ataukah setingkat Direksi,” pungkas Dosen STIE YAPAN Surabaya tersebut.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *