Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pengakuan Mengejutkan Menteri ESDM Bahlil Pernah Digoda Mafia Migas



loading…

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengaku pernah digoda mafia terkait lifting minyak. Foto/Dok

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengaku pernah digoda mafia terkait lifting minyak . Hal ini Ia ungkapkan dalam acara Energi Mineral Forum yang digelar di Jakarta pada Senin (26/5/2025).

Awalnya, Menteri Bahlil memaparkan bahwa kondisi lifting minyak hingga tahun 2024 berbanding terbalik dengan tahun 1997 silam, di mana industri perminyakan dalam negeri berada di puncak kejayaannya. Kondisi memprihatinkan ini menurutnya bukan karena Indonesia tidak memiliki sumber daya alam yang memadai, melainkan ada unsur kesengajaan dari segelintir pihak yang ingin Indonesia terus melakukan impor.

“Saya sudah mulai dirayu dengan urusan ini. Tapi saya katakan, untuk Ibu Pertiwi, kita tidak boleh lengah, dan tidak boleh sedikitpun kita mau dirayu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melemahkan kedaulatan energi bangsa kita,” tegasnya.

Bahlil menyatakan, bahwa Indonesia sendiri masih memiliki potensi besar di sektor migas (minyak dan gas bumi), dengan total hampir 40 ribu sumur, meski hanya sekitar 20 ribu yang saat ini tergolong produktif. Baca Juga: Lifting Minyak RI Menyusut, Bahlil: Demi Allah, Ini Ada Unsur Kesengajaan

Ia menyoroti lemahnya pemanfaatan sumber daya yang ada akibat kebijakan yang dianggap tidak mendukung peningkatan produksi. Ia juga menyinggung regulasi yang telah mengurangi kerja sama operasi (KSO) yang sebelumnya dijalankan Pertamina dengan pihak lain.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *