Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Penerapan ESG, Win-Win Solution bagi Industri Nikel



loading…

Community Affairs General Manager Harita Nickel Dindin Makinudin dalam diskusi yang digelar Energy Editor Society (E2S) dengan tema Uncovering ESG Transformation in Indonesia’s Nickel Mining Industry. FOTO/M. Faizal

JAKARTA – Industri tambang, termasuk nikel yang tengah booming di Indonesia, kerap menjadi sasaran kritik terkait dampaknya pada lingkungan dan masyarakat di daerah operasinya. Akibatnya, operasi perusahaan tersendat dan kekayaan sumber daya alam gagal menyejahterakan penduduknya.

Berangkat dari kondisi itu, isu keberlanjutan dan tanggung jawab sosial pun berkembang. Perusahaan tak lagi hanya fokus pada produksi dan keuntungan, kelestarian lingkungan, kesejahteraan masyarakat sekitar, kini juga menjadi perhatian utama. Seiring dengan itu, prinsip-prinsip environmental, social, and governance (ESG) menjadi patokan sebagai solusi saling menguntungkan bagi semua pihak.

Baca Juga: China Getol Beli Logam Rusia di Tengah Sanksi Barat, Impor Nikel Naik 2 Kali Lipat

Tren itu diakui oleh Community Affairs General Manager Harita Nickel Dindin Makinudin. Dalam diskusi yang digelar Energy Editor Society (E2S) dengan tema Uncovering ESG Transformation in Indonesia’s Nickel Mining Industry yang digelar akhir pekan ini, Dindin mengatakan bahwa prinsip-prinsip ESG kini diterapkan Harita secara ketat guna memaksimalkan manfaat dari sumber daya alam, bagi perusahaan dan masyarakat.

Dari sisi perusahaan, kata dia, penerapan prinsip ESG berkaitan langsung dengan keberlanjutan bisnis perusahaan. Salah satunya, investor dan industri keuangan, menjadikan kinerja ESG perusahaan sebagai patokan. “ESG kini jadi pertimbangan dalam keputusan berinvestasi. Investor ingin memastikan bahwa investasi yang mereka tanamkan di perusahaan yang berkelanjutan,” tuturnya.

Tak hanya itu, pasar pun kini menetapkan aturan ketat terkait isu ESG. Para buyer butuh bukti produk yang mereka terima dihasilkan melalui proses yang berkelanjutan. Karena itu, kata dia, Harita menegaskan komitmennya dalam menerapkan standar global dengan melaksanakan penilaian/audit independen berstandar internasional. Mulai dari The Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), IFRS, RMI RMAP hingga audit lokal dari Kementerian ESDM dan lainnya.

“Komitmen untuk menyelaraskan dengan standar global tidak hanya memastikan manfaat jangka panjang untuk perusahaan, tapi juga untuk masyarakat dan lingkungan,” tandasnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *