Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Peluang Resesi Ekonomi Amerika Makin Lebar, Goldman Sachs: 45%



loading…

Goldman Sachs meramalkan kemungkinan resesi AS semakin lebar, ketika tarif baru Presiden Donald Trump diperingatkan bakal menjadi tekanan buat sektor keuangan dan membebani investasi. Foto/Dok RT

JAKARTAGoldman Sachs meramalkan kemungkinan resesi Amerika Serikat (AS) semakin lebar, ketika tarif baru Presiden Donald Trump diperingatkan bakal menjadi tekanan buat sektor keuangan dan membebani investasi. Bank Wall Street itu meningkatkan kemungkinan penurunan ekonomi Paman Sam -julukan AS- menyusul kenaikan tarif besar-besaran Donald Trump .

Dalam catatan penelitian berjudul ‘US Daily: Countdown to Recession’ yang dirilis awal pekan ini, Goldman meningkatkan kemungkinan penurunan ekonomi AS dalam 12 bulan ke depan menjadi 45%, naik dari 35% pada minggu sebelumnya. Goldman Sachs juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS di 2025 dari 1,0% menjadi 0,5%.

Revisi tersebut menyusul pengumuman Trump pada 2 April tentang tarif minimum 10% untuk semua impor AS dan bea “timbal balik” sebesar 11% hingga 50% yang menargetkan puluhan negara mitra dagang AS. Uni Eropa (UE) akan terkena tarif 20%, dan China mencapai 34% ketika kenaikan tarif impor mulai berlaku pada 9 April.

Aksi balasan dilakukan Beijing pada barang-barang AS, sementara negara-negara lain mengutuk langkah tersebut dan bersumpah untuk melakukan tindakan serupa. Di sisi lain tidak sedikit juga yang melakukan negosiasi demi mendapatkan sedikit keringanan dari AS.

“Kondisi keuangan diperketat lebih agresif dari apa yang kami prediksi sebagai tanggapan atas pengumuman Gedung Putih tentang tarif ‘timbal balik’ dan pengumuman pemerintah China tentang tarif pembalasan,” kata analis Goldman dalam catatan tersebut.

Mereka menambahkan bahwa “pengetatan tajam dalam kondisi keuangan, boikot konsumen asing, dan lonjakan berkelanjutan dalam ketidakpastian kebijakan” menyusul pengumuman tarif Trump, maka “kemungkinan menekan belanja modal lebih dari yang kami asumsikan sebelumnya.”

Goldman Sachs menerangkan, proyeksinya mengasumsikan AS mungkin membatalkan beberapa tarif setelah pembicaraan dengan mitra dagang minggu ini. Namun, “jika sebagian besar tarif tetap berlaku pada 9 April … Kami memperkirakan proyeksi akan akan berubah menjadi resesi,” tulis catatan itu memperingatkan.

Banyak ekonom lain juga mengeluarkan peringatan serupa, dan sejumlah bank investasi menaikkan perkiraan risiko resesi mereka minggu lalu. Seperti di antaranya, JPMorgan menempatkan kemungkinan resesi AS dan global sebesar 60%, dengan menyebut kebijakan tarif AS yang “mengganggu” sebagai “risiko terbesar terhadap prospek global sepanjang tahun.”

Sedangkan miliarder Bill Ackman menggemakan peringatan itu dalam sebuah postingan di X pada hari Minggu, dengan mengatakan, tarif baru Trump sebagai “perang nuklir ekonomi” yang dapat “menghancurkan kepercayaan pada negara kita sebagai mitra dagang, sebagai tempat untuk berbisnis, dan sebagai pasar untuk menginvestasikan modal.”

“Kita sedang menuju musim dingin nuklir ekonomi yang diinduksi sendiri, dan kita harus mulai meringkuk,” kata investor kawakan tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=Ut

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *