Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Negara Tetangga Indonesia Ini Ekspor ke AS Rp2.232 Triliun di Tengah Perang Tarif



loading…

Kebijakan tarif perdagangan yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini akan berdampak pada Vietnam. FOTO/Reuters

JAKARTA – Kebijakan tarif perdagangan yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini akan berdampak pada Vietnam. Namun, diperkirakan tidak akan berdampak besar.

“Tarif impor dari mitra dagang utama yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump baru-baru ini akan mengubah arus perdagangan global, dan Vietnam tidak akan terbebas dari dampaknya,” ujar Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Sinh Nhat Tan dalam konferensi pers dikutip dari eVnExpress, Sabtu (8/3/2025).

Tan optimistis kebijakan tarif AS tidak menyebabkan kerusakan besar, seraya menambahkan bahwa badan-badan pemerintah memantau perkembangan global dengan seksama. Adapun Vietnam dan AS telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1995, yang ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif pada bulan September 2023.

Selama dua dekade terakhir, AS telah menjadi pasar ekspor terbesar Vietnam, sementara Vietnam telah menjadi mitra dagang terbesar ketujuh AS. Tahun lalu, perdagangan bilateral mencapai hampir USD150 miliar, dengan Vietnam mengekspor USD137 miliar atau setara Rp2.232 triliun ke AS, naik 19% dari tahun 2023.

Tan mengatakan bahwa kementeriannya, melalui Kedutaan Besar AS di Vietnam dan Kedutaan Besar Vietnam di AS, telah menyampaikan pesan kepada AS tentang keinginan Vietnam untuk mempertahankan dan membangun hubungan ekonomi dan perdagangan yang harmonis, berkelanjutan, dan saling menguntungkan. “Vietnam tidak memiliki kebijakan yang bertujuan untuk merugikan pekerja AS dan keamanan nasionalnya,” ujar Tan.

Dalam waktu dekat, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Hong Dien diperkirakan akan bertemu dengan Perwakilan Dagang AS untuk mendiskusikan hubungan yang sangat positif antara kedua negara. “Sikap Kementerian Perindustrian dan Perdagangan adalah bahwa Vietnam dan AS memiliki ekonomi yang saling melengkapi,” kata Tan.

Lebih lanjut, ketidakseimbangan perdagangan saat ini berasal dari sifat saling melengkapi kedua negara, khususnya struktur ekspor dan perdagangan luar negeri. Barang-barang Vietnam yang di ekspor ke AS sebagian besar bersaing dengan negara ketiga, tidak secara langsung dengan bisnis AS di pasar domestik mereka. Ekspor Vietnam memberikan akses kepada konsumen AS untuk mendapatkan barang dengan harga terjangkau.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *