Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Muhammadiyah Matangkan Rencana Pendirian Bank Syariah



loading…

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam Rakornas Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (28/2/2025). FOTO/ Avirista Midaada

MALANGMuhammadiyah tengah mematangkan rencana pendirian bank syariah baru, meskipun saat ini masih dalam tahap kajian dan konsolidasi. Keinginan untuk mendirikan bank syariah ini dilatarbelakangi oleh potensi besar yang masih dapat dikembangkan di sektor perbankan syariah di Indonesia.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan bahwa pihaknya memang merencanakan pendirian bank syariah. Namun, ia menekankan saat ini Muhammadiyah masih dalam tahap konsolidasi dengan salah satu bank syariah yang sudah ada untuk memastikan langkah tersebut tetap terarah.

“Kita harus mengkonsolidasikan agar tetap bisa berkolaborasi dengan bank syariah yang sudah ada. Pendirian bank syariah itu adalah perjalanan panjang,” ujar Haedar Nashir dalam Rakornas Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (28/2/2025).

Terkait dengan waktu pendirian bank syariah tersebut, Haedar Nashir menjelaskan bahwa keputusan apakah bank syariah Muhammadiyah akan dibangun pada tahun 2025 ini masih belum pasti. Pasalnya, pihaknya masih mempertimbangkan berbagai hal yang perlu dipersiapkan sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

“Muhammadiyah perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting dalam memutuskan pendirian bank syariah dalam waktu dekat. Fokus utama saat ini adalah bagaimana kami dapat berkolaborasi dengan pelaku UMKM untuk menyejahterakan rakyat,” jelasnya.

Menurut Haedar, Muhammadiyah memiliki potensi besar dalam bidang ekonomi, baik dari sisi permodalan, jaringan, maupun sumber daya manusia. Ke depan, Muhammadiyah berharap dapat berkontribusi besar terhadap kemajuan bangsa dengan mengusung prinsip ekonomi kerakyatan yang progresif, bukan sekadar ekonomi konglomerasi.

“Jika Muhammadiyah sukses dalam bidang ekonomi, kita bisa memberikan kontribusi besar untuk bangsa. Kami ingin mengusung ekonomi kerakyatan yang lebih maju dan berkeadilan,” tutup Haedar Nashir.

Pendirian bank syariah ini sebenarnya sudah menjadi bagian dari amanah yang tercantum dalam hasil Muktamar Muhammadiyah yang digelar di Makassar dan Solo pada 2015. Hal ini menunjukkan komitmen Muhammadiyah dalam mengembangkan sektor ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *