Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Moskow Tuding Barat dan Ukraina Dalang Penghentian Pasokan Gas Rusia ke Eropa



loading…

Pipa-pipa di fasilitas pendaratan pipa gas Nord Stream 1 terlihat di Lubmin, Jerman, 8 Maret 2022. FOTO/Reuters

JAKARTAMoskow menuduh Barat terutama AS hingga sejumlah otoritas Eropa, dan Kyiv bertanggung jawab atas keputusan menghentikan pasokan gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina.

Hal itu menanggapi berakhirnya kesepakatan lima tahunan antara Moskow dan Kyiv terkait transit gas Rusia melalui Ukraina. Kyiv menolak untuk memperpanjang kesepakatan di tengah perang yang sedang berlangsung antara kedua negara yang meletus pada 24 Februari 2022.

Para pejabat Ukraina telah menyuarakan bahwa Kyiv tidak akan memperpanjang kesepakatan dengan Rusia. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan Moskow untuk mendapatkan miliaran tambahan di tengah perang yang sedang berlangsung.

Presiden Rusia Vladimir Putin awal bulan lalu menggambarkan bahwa kesepakatan tersebut merupakan sejarah. Perusahaan energi raksasa Rusia Gazprom akan tetap bertahan meskipun masa berlakunya telah berakhir.

Sebuah pernyataan tertulis dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Ukraina menolak untuk memperpanjang perjanjian tersebut meskipun Gazprom telah memenuhi kewajiban kontraktualnya berdasarkan kesepakatan tersebut.

“Langkah untuk menghentikan pasokan sumber energi Rusia yang kompetitif dan ramah lingkungan ini mengurangi potensi ekonomi Eropa dan sangat mempengaruhi kualitas hidup warga Eropa,” kata Zakharova dilansir dari Anadolu Ajansi, Jumat (3/1/2024).

Zakharova berpendapat konteks geopolitik di balik keputusan Ukraina untuk tidak memperpanjang kesepakatan tersebut didasarkan pada AS sebagai penerima manfaat utama dari redistribusi pasar energi di Eropa dan sponsor utama dari krisis Ukraina.

Lebih lanjut, Jerman menjadi negara pertama yang terkena dampaknya, karena Berlin membeli gas alam dengan harga yang jauh lebih tinggi setelah ledakan pipa Nord Stream pada September 2022.

“Jerman juga harus mulai menutup sejumlah fasilitas produksi legendaris utamanya. Sekarang negara-negara lain yang dulunya merupakan bagian dari Uni Eropa yang berkembang secara ekonomi dan independen juga akan menanggung konsekuensi dari sponsor AS,” kata dia.

Dia menandaskan bahwa tanggung jawab untuk menghentikan pasokan gas Rusia ke Eropa sepenuhnya berada di tangan AS, Ukraina, dan pihak berwenang Eropa yang memilih dukungan finansial untuk ekonomi Amerika daripada kesejahteraan warganya.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *