Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Minyak Rusia Tercekik Sanksi Barat, Ekonomi Global Terancam



loading…

Upaya memperketat sanksi Barat terhadap minyak Rusia disebut dapat merusak ekonomi global. Foto/Dok Sputnik

MOSKOW – Upaya memperketat sanksi barat terhadap minyak Rusia disebut dapat merusak ekonomi global . Dalam laporan yang dirilis surat kabar Prancis Le Monde menunjukkan, bahwa pengetatan sanksi terhadap salah satu negara penghasil minyak utama dapat membuat harga pupuk melonjak.

Lalu pada akhirnya akan menyebabkan harga pangan global yang lebih tinggi. Lonjakan harga pangan global tentunya bakal berdampak terhadap banyak negara, khususnya negara-negara miskin.

“Kenaikan harga minyak secara tidak proporsional akan mempengaruhi negara-negara termiskin, berpotensi mendorong mereka ke dalam krisis kemanusiaan,” kata ekonom AS, Catherine Wolfram.

Skenario tersebut dapat mendiskreditkan Barat di mata Global South dan mendorong mereka untuk memperkuat hubungan dengan Rusia.

Sementara itu CEO ClearView Energy Partners yang berbasis di AS, Kevin Book mengatakan, kepada Le Monde bahwa sanksi Barat hanya bisa bekerja penuh ketika mayoritas perusahaan asuransi transportasi minyak berlokasi di Barat. “Namun ini tidak terjadi hari ini,” tegasnya.

Pemerintah Barat telah memukul Rusia dengan rentetan sanksi atas konflik Ukraina. Di antara beragam sanksi Barat, mereka menerapkan pembatasan harga minyak Rusia bersamaan dengan embargo minyak Moskow via laut dalam upaya untuk menekan perekonomian.

Pada saat yang sama, Barat ingin menjaga minyak mentah Rusia tetap mengalir ke pasar global agar tidak memicu kenaikan harga. Langkah-langkah tersebut diberlakukan pada Desember 2022, dan diikuti pada Februari 2023 oleh pembatasan serupa pada ekspor produk minyak bumi Rusia.

Ada larangan perusahaan Barat menyediakan asuransi dan layanan lain untuk pengiriman minyak mentah Rusia, kecuali kargo dibeli pada atau di bawah harga USD60 per barel, di bawah harga pasar saat ini.

Sebagai respons dari sanksi itu, Moskow melarang perusahaan Rusia mematuhi pembatasan harga dan mengalihkan sebagian besar ekspor energinya ke Asia, terutama India dan China.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *