Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menuju Industri Baja yang Hijau dan Kompetitif, GRP Tegaskan Komitmen Transformasi



loading…

PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), salah satu produsen baja terintegrasi di Indonesia, menyoroti ketatnya persaingan harga dalam industri baja, keberlanjutan industri, kualitas konstruksi, dan kedaulatan manufaktur nasional. Foto/Dok

JAKARTAPT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) salah satu produsen baja terintegrasi di Indonesia, menyoroti ketatnya persaingan harga dalam industri baja , keberlanjutan industri, kualitas konstruksi , dan kedaulatan manufaktur nasional. GRP juga menyampaikan pandangan terhadap tantangan industri baja nasional, serta komitmen perusahaan dalam mendukung masa depan industri yang hijau dan kompetitif.

GRP juga menyinggung soal meningkatnya volume baja impor yang masuk ke Indonesia. Berdasarkan data Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA), konsumsi baja nasional (Apparent Steel Consumption/ASC) terus meningkat dari 15 juta ton pada 2020 menjadi 17,4 juta ton di 2023, dan diperkirakan mencapai 18,3 juta ton di 2024, seiring maraknya proyek seperti pembangunan jaringan tol, jembatan, dan transportasi publik.

Namun, pertumbuhan permintaan tersebut juga diikuti oleh peningkatan signifikan impor baja, terutama dari Tiongkok. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa impor besi dan baja mencapai 13,8 juta ton pada 2023.

“Persaingan industri tidak hanya soal harga. Kita bicara soal keberlanjutan industri, kualitas konstruksi, dan kedaulatan manufaktur nasional. Produk baja murah yang tidak sesuai standar bisa berdampak pada masa depan pembangunan kita. Karena itu, sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan media sangat krusial agar ekosistem baja tetap sehat dan kompetitif,” ujar Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi, Fedaus.

Meski dibayangi tantangan, GRP tetap optimistis terhadap masa depan industri baja Indonesia. Sebagai bentuk transformasi jangka panjang dalam upaya menjadi produsen baja rendah karbon di Asia serta sekaligus mendukung program NZE pemerintah Indonesia, GRP telah meluncurkan berbagai inisiatif yang dimulai sejak November 2024.

Inisiatif multi tahap ini bertujuan mentransformasi GRP menjadi pemimpin dalam produksi baja berkelanjutan di Asia Tenggara. Proyek ini dibangun di atas tiga pilar utama, yakni transisi ke 100% Electric Arc Furnace (EAF), pemanfaatan scrap daur ulang, dan rencana pengembangan dan penggunaan energi terbarukan.

GRP akan menghentikan blast furnace yang sudah dibangun, namun tidak pernah dioperasikan, dan mengadopsi teknologi EAF yang lebih efisien dan minim emisi. Strategi pengadaan scrap baja juga dikembangkan secara domestik dan internasional guna mendukung ekonomi sirkular dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam primer.

Di saat yang sama, GRP juga terus mengeksplorasi sumber energi terbarukan untuk menurunkan jejak karbon dari hulu ke hilir. “Inisiatif ini bukan sekadar modernisasi teknologi, tapi perwujudan komitmen kami dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menjamin keberlanjutan industri baja ke depan,” ungkap Fedaus.

“Kami ingin menjadi industri baja yang tidak hanya tangguh, tetapi juga bertanggung jawab,” lanjutnya



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *